ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Tayyip Erdogan bersikeras pada Senin (30/9/2019) bahwa Turki akan terus mendorong munculnya kebenaran di balik pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul tahun lalu, mengatakan beberapa pembunuhnya tampaknya menghindari keadilan.
Setahun setelah Khashoggi terbunuh oleh agen-agen Saudi yang dikirim dari Riyadh, Erdogan mengatakan Turki masih ingin tahu di mana jenazahnya dan siapa yang melegitimasi operasi itu – memperkirakannya dilakukan oleh agen-agen “bayangan” negara di Arab Saudi.
Penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan dalam sebuah wawancara dengan penyiar AS CBS bahwa ia “sama sekali tidak” memerintahkan pembunuhan Khashoggi, meskipun ia memikul tanggung jawab.
Sebelas tersangka berkewarganegaraan Saudi telah diadili dalam persidangan rahasia tetapi hanya beberapa sidang telah diadakan. Sebuah laporan AS telah meminta MBS dan pejabat senior Saudi lainnya untuk diselidiki.
CIA dan beberapa pemerintah Barat mengatakan mereka yakin sang pangeran memerintahkan operasi itu, sebuah pernyataan yang berulang kali disangkal pejabat Saudi.
Khashoggi, jurnalis Saudi dan kolumnis Washington Post, telah menjadi kritikus terkemuka kebijakan putra mahkota.
Ia terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, tempat dia akan menerima dokumen sebelum pernikahannya. Jenazahnya dipotong-potong dan dikeluarkan dari gedung, menurut pejabat Turki, dan hingga saat ini jenazahnya belum ditemukan.
Dalam sebuah artikel untuk Washington Post, Erdogan mengatakan fakta bahwa para pembunuh melakukan perjalanan dengan paspor diplomatik dan “mengubah bangunan diplomatik menjadi TKP” menjadi preseden yang berbahaya.
“Mungkin yang lebih berbahaya adalah impunitas yang tampaknya dinikmati oleh beberapa pembunuh di kerajaan,” tulisnya, seraya menambahkan bahwa hampir tidak ada transparansi dalam proses pengadilan.
Erdogan mengatakan Turki terus melihat Arab Saudi sebagai teman dan sekutu, tetapi itu tidak berarti Ankara akan tetap diam.
“Tim pembunuh beranggotakan 15 orang yang membunuh Khashoggi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul dan memenggal tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil demi kepentingan negara bayangan di dalam pemerintahan kerajaan,” kata Erdogan, tanpa menjelaskan lebih lanjut. (Althaf/arrahmah.com)