ANKARA (Arrahmah.id) — Presiden Israel Isaac Herzog diterima dengan hangat oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam kunjungan pertama kali Israel pasca hubungan memburuk bertahun-tahun lamanya.
Kedua presiden dan delegasinya bertemu di kompleks kepresidenan di Ankara, Turki. Erdogan selaku tuan rumah kemudian menyajikan makan malam kenegaraan untuk menghormati Herzog dan istrinya.
“Saya percaya bahwa kunjungan bersejarah ini akan menjadi titik balik baru dalam hubungan Turki dan Israel,” kata Erdogan, dilansir The New York Times (9/3/2022).
Herzog mengatakan kunjungan tersebut mewakili “momen yang sangat penting dalam hubungan antara negara kita.”
“Saya merasa ini adalah hal istimewa bagi kedua pihak untuk meletakkan dasar bagi pengembangan hubungan persahabatan antara negara dan rakyat kita,” katanya.
Pernah menjadi teman terdekat Israel di dunia Muslim, Turki berselisih dengan Israel pasca konfrontasi mematikan pasukan komando Israel dan aktivis Turki di sebuah kapal Mavi Marmara yang mencoba menembus blokade laut Israel di Jalur Gaza pada tahun 2010.
Di dalam kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan ke Gaza, tentara Israel membunuh sembilan aktivis setelah mendapat perlawanan keras. Seorang aktivis ke-10 kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Meskipun beberapa tingkat hubungan diplomatik dipulihkan, hubungan Israel-Turki telah melalui pasang surut sejak itu.
Kedua negara melanjutkan hubungan diplomatik penuh pada tahun 2016, setelah Israel setuju untuk membayar sekitar $20 juta sebagai dana kompensasi untuk keluarga mereka yang tewas di Mavi Marmara.
Turki, pada gilirannya, membatalkan tuntutan pidana yang diajukannya terhadap para perwira Israel yang terlibat dalam konfrontasi tersebut.
Pada akhir 2017, ketika Presiden Donald J. Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, hubungan kembali mengalami penurunan.
Kritik keras Erdogan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina di Tepi Barat yang diduduki terbukti terus-menerus menjengkelkan. Dia telah membandingkan Israel dengan Nazi Jerman dan menuduh orang Israel melakukan genosida setelah pasukan mereka membunuh sejumlah pengunjuk rasa Palestinadi perbatasan Gaza pada tahun 2018.
Namun perdagangan bilateral dan pariwisata terus berlanjut. Erdogan mengatakan pada hari Rabu bahwa volume perdagangan antara kedua negara mencapai $8,5 miliar tahun lalu, dan dia berharap akan mencapai $10 miliar tahun ini.
Hanya saja, kunjungan Herzog tidak disambut di semua tempat di Turki. Saat dia dan Erdogan memberikan pernyataan kepada pers, beberapa orang Turki, termasuk tokoh oposisi, menggunakan Twitter dalam kampanye untuk mengkritik Erdogan, menuduhnya memutarbalikkan kebijakannya dengan mengorbankan rakyat Palestina. (hanoum/arrahmah.id)