ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Rusia Vladimir Putin telah setuju untuk memperpanjang kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang akan berakhir pekan depan, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (14/7/2023).
Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Rusia tentang kesepakatan penting yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina untuk meredakan krisis pangan global.
Kesepakatan itu, yang ditandatangani lima bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, akan berakhir pada Senin (17/7), dan Putin telah berulang kali mengancam untuk tidak memperbaruinya karena hambatan ekspor Rusia sendiri.
“Kami bersiap untuk menyambut Putin pada Agustus dan kami menyetujui perpanjangan koridor biji-bijian Laut Hitam,” kata Erdogan kepada wartawan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan ini mengirimi Putin surat tentang perpanjangan kesepakatan. Dia mendukung penghapusan rintangan ke Rusia untuk mengekspor pupuknya – elemen lain yang dikeluhkan Moskow tidak dihormati.
Erdogan mengatakan dia berharap “bahwa dengan surat ini kami akan memastikan perluasan koridor biji-bijian dengan upaya bersama kami dan Rusia.”
Putin pada Kamis (13/7) memperingatkan bahwa “tidak satu pun” persyaratan Moskow agar kesepakatan itu berfungsi telah terpenuhi.
“Saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang dilakukan, tidak ada sama sekali. Semuanya sepihak,” kata Putin dalam wawancara televisi, menambahkan: “Kami akan memikirkan apa yang harus dilakukan, kami memiliki beberapa hari lagi.”
Kesepakatan itu, yang dibantu perantara oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, telah memungkinkan Ukraina untuk mengirimkan lebih dari 32 juta ton biji-bijian melewati kapal perang Rusia di Laut Hitam.
Sebagian besar biji-bijian digunakan untuk memberi makan orang-orang di negara-negara berkembang di Afrika, Timur Tengah, dan tempat lain. Jika ekspor diblokir lagi, harga pangan bisa melonjak lebih tinggi dari sekarang. (zarahamala/arrahmah.id)