ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerang putusan Austria untuk menutup masjid dan mengusir paksa para imam yang didanai Turki, dengan mengatakan langkah ini sebagai langkah anti-Islam, sambil menjanjikan pembalasan atas sikap tersebut.
“Langkah-langkah yang diambil oleh perdana menteri Austria itu, saya khawatir, memimpin dunia menuju perang salib vs bulan sabit,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di Istanbul yang diliput oleh AFP.
Pemerintah populis Austria membuat pengumuman pada Jumat pagi (8/6) melalui konferensi pers sebagai bagian dari kampanye koalisi yang memerintah terhadap ideologi Islam dan pengaruh negara-negara seperti Turki di komunitas Islam Austria, Kronen Zeitung melaporkan.
Media melaporkan bahwa antara 40 dan 60 imam, termasuk keluarga mereka, dapat dideportasi. Para imam tersebut dituduh menerima dana dari luar negeri. Investigasi resmi telah diluncurkan dalam 11 kasus. Dua dari imam telah ditolak perpanjangan izin tinggal mereka.
Di antara masjid-masjid yang menghadap penutupan adalah Masjid Grey Wolves di Antonsplatz, Winaen, distrik kerja-kelas Wina, tempat pemeragaan Gallipoli berlangsung.
Enam masjid lainnya berada di Wina, Austria Atas dan Carinthia, di mana semua ajaran salafi konon tersebar luas.
Erdogan, berbicara pada Sabtu (9/6), berujar: “Mereka mengatakan mereka akan menendang orang-orang religius kami keluar dari Austria. Apakah Anda pikir kami tidak akan bereaksi jika Anda melakukan hal seperti itu?”
“Ini artinya kita harus melakukan sesuatu,” tambahnya tanpa merinci.
Sekitar 360.000 orang asal Turki tinggal di Austria, termasuk 117.000 warga Turki.
Hubungan antara Ankara dan Wina telah menegang sejak kudeta gagal melawan Erdogan pada 2016 yang diikuti oleh gelombang penangkapan. Pidato Erdogan mendahului pemilihan presiden dan legislatif pada 24 Juni di mana ia menghadapi oposisi.
Selama referendum Turki tahun lalu tentang perluasan kekuasaan presiden, ketegangan meningkat tinggi antara Wina dan Ankara setelah Austria mengatakan tidak akan mengizinkan acara terkait kampanye.
Kebijakan baru ini muncul setelah sejumlah isu yang melibatkan masjid di Austria, termasuk salah satunya di mana sejumlah aktivis ‘Islam’ berencana untuk menggulingkan pemerintah untuk menggantinya dengan khalifah Islam. Asosiasi ATIB diserang pekan lalu ketika sebuah masjid Turki memposting gambar anak-anak muda yang bersumpah kepada negara Turki. (Althaf/arrahmah.com)