ISTANBUL (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kemitraan Turki dengan Amerika Serikat mungkin dalam bahaya karena ketegangan hubungan antara keduanya. Ia juga memperingatkan bahwa Ankara bisa mulai mencari sekutu baru. Demikian diungkap dalam halaman sebuah halaman yang diterbitkan di New York Times, Sabtu (10/8/2018).
Hubungan antara dua sekutu NATO ini telah tenggelam ke titik terendah dalam beberapa dekade atas sejumlah masalah termasuk penahanan pendeta AS Andrew Brunson atas tuduhan keterkaitannya dengan terorisme, mendorong lira Turki untuk mencapai rekor terendah terhadap dolar.
Lira yang jatuh 16 persen terhadap dolar pada Jumat (9/8), saat Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah menggandakan tarif baja dan aluminium di Turki dalam komentar yang berkontribusi terhadap penurunan mata uang lebih lanjut.
Lewat New York Times, Erdogan memperingatkan Washington untuk tidak mempertaruhkan hubungan dengan Ankara, dengan mengatakan kalau negaranya akan mencari “teman dan sekutu baru.”
“Kecuali Amerika Serikat mulai menghormati kedaulatan Turki dan membuktikan bahwa mereka memahami bahaya yang dihadapi bangsa kami, kemitraan ini bisa dalam bahaya,” tulisnya.
“Sebelum terlambat, Washington harus melepaskan gagasan keliru bahwa hubungan kami bisa asimetris dan kenyataannya Turki memiliki alternatif,” katanya.
“Kegagalan untuk membalikkan tren unilateralisme dan tidak hormat ini akan mengharuskan kita untuk mulai mencari teman dan sekutu baru.”
Dalam sebuah tweet, Trump mengumumkan penggandaan tarif – dalam tindakan hukuman baru melawan Turki, mengatakan: “Hubungan kami dengan Turki tidak bagus saat ini!”
Erdogan menyepelekan krisis mata uang dalam pidatonya pada Jumat (9/8). Ia menasihati warga Turki untuk tidak khawatir atas fluktuasi nilai tukar ini.
Dia juga mengatakan Turki memiliki alternatif “dari Iran, ke Rusia, ke Cina dan beberapa negara Eropa.”
Penangkapan pendeta AS Brunson sejak Oktober 2016 telah memperburuk hubungan yang telah rumit dengan Washington.
Dalam artikel New York Times, Erdogan mengatakan: “Mencoba memaksa pemerintah saya untuk campur tangan dalam proses peradilan tidak sejalan dengan Konstitusi kita atau nilai-nilai demokrasi kita bersama.”
Trump telah menggambarkan penahanan Brunson sebagai “aib” dan mendesak Erdogan untuk membebaskannya “segera”. (Althaf/arrahmah.com)