ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pengendalian kelahiran merupakan bentuk “pengkhianatan,” dan mengancam generasi Turki.
Erdogan, yang saat itu juga diundang sebagai saksi dalam pernikahan yang digelar pada Ahad (21/12) menyatakan bahwa alat kontrasepsi dan program pengendalian kelahiran adalah ancaman bagi garis keturunan Turki.
Erdogan mendesak pasangan yang baru menikah tersebut untuk memiliki setidaknya tiga anak untuk membantu meningkatkan jumlah penduduk Turki.
“Selama bertahun-tahun mereka melakukan pengkhianatan dengan melakukan pengendalian kelahiran di negara ini, berusaha untuk mengurangi keturunan kami. Garis keturunan sangat penting baik secara ekonomi dan rohani,” ungkap Erdogan, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Senin (22/12/2014).
Bulan lalu, Erdogan juga membuat komentar bahwa tidak wajar menyamakan posisi antara laki-laki dan perempuan, karena masing mempunyai sifat alamiah yang berbeda. Pembawaan wanita yang “halus” menjadikan wanita tidak mungkin berada dalam posisi yang sama dengan laki-laki.
“Beberapa orang bisa memahami persepsi ini, sementara yang lain tidak. Tentunya kaum feminis tak akan mengerti hal ini, karena mereka tidak menerima konsep wanita sebagai seorang ibu,” kata Erdogan menanggapi kritik yang dilontarkannya bulan lalu. Pada 2012 ia juga berusaha untuk secara efektif melarang aborsi.
Pertumbuhan penduduk Turki telah melambat dalam beberapa tahun terakhir dan tingkat kelahiran hidup jatuh di angka 2,07 persen tahun lalu, menurut statistik resmi.
Pada awal bulan ini, Erdogan juga menggencarkan kurikulum baru berbasis Islam di sekolah, setelah dia mengeluh bahwa siswa Turki lebih mengetahui tokoh-tokoh asing seperti Albert Einstein, ketimbang ilmuwan Muslim dan Turki.
“Jika Anda menanyakan kepada mereka siapa itu Einstein, setiap anak bisa menjawabnya. Tapi jika Anda bertanya kepada mereka siapa itu Ibni Sina, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui,” kata Erdogan dalam pidatonya di Dewan Pendidikan Nasional ke-19 di provinsi selatan Antalya pada Selasa (2/12/2014), sebagaimana dilansir oleh Hurriyet Daily News.
Erdogan memerintahkan lembaga pendidikan Turki untuk mengadopsi kebijakan yang berfokus kepada kontribusi Islam terhadap ilmu pengetahuan global dan seni, termasuk “penemuan benua Amerika oleh para pelaut Muslim sekitar 300 tahun sebelum Columbus.”
(ameera/arrahmah.com)