ISTANBUL (Arrahmah.id) — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (20/4) menyatakan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh penjajah “Israel” di Jalur Gaza menunjukkan betapa palsunya apa yang disebut sebagai “nilai-nilai Barat”.
Hal itu disampaikan Erdogan dalam pidatonya di Istanbul, saat menghadiri konferensi umum rutin yang diselenggarakan oleh Yayasan Perempuan dan Demokrasi (organisasi non-pemerintah).
Presiden Turki menegaskan bahwa “pembantaian yang terus berlangsung selama 18 bulan di Gaza, serta berbagai peristiwa lain yang baru-baru ini kita saksikan, menunjukkan betapa kosongnya nilai-nilai Barat tersebut.”
Ia menambahkan, “setiap kali seorang anak tak berdosa, seorang perempuan, atau seorang bayi dibunuh dengan brutal, maka sisa-sisa keunggulan moral Barat pun lenyap—yang pada dasarnya memang telah lama runtuh.”
Erdogan menekankan pentingnya membebaskan konsep demokrasi dari “hegemoni Barat” dan memperkenalkannya kembali kepada umat manusia sebagai mercusuar sejati bagi hak dan kebebasan.
Terkait isu hak-hak perempuan, Erdogan menyoroti pentingnya menilai kampanye dan slogan bernuansa Barat dari “sudut pandang kritis.”
Ia juga mengkritik kubu oposisi Turki yang menurutnya membela kebijakan penghapusan identitas gender, sementara dunia Barat sendiri justru tengah mencari jalan untuk meninggalkan kebijakan-kebijakan tersebut.
Dengan dukungan Amerika Serikat, penjajah “Israel” sejak 7 Oktober 2023 telah melakukan genosida terhadap rakyat Gaza, yang hingga kini telah menewaskan dan melukai lebih dari 167 ribu warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan lebih dari 11 ribu orang hilang.
(Samirmusa/arrahmah.id)