TURKI (Arrahmah.com) – Perdana Mentri Turki, Recep Tayip Erdogan, merasa tidak terima disebut sebagai diktator oleh para pengunjuk rasa,” lansir Huff Post pada Rabu (4/5/2013).
Ribuan orang telah berkumpul, menolak kebijakan Turki – sebuah negara dengan penduduk mayoritas Muslim namun menjalankan pemerintahan sekuler.
“Saya bukan seorang diktator. Itu [diktator] bahkan tidak [mengalir] dalam darah saya,” klaimnya pada hari Ahad.
Para analis malah mengatakan Erdogan diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan.
Unjuk rasa di Turki awalnya digelar pada hari Jumat untuk menolak penggusuran dan perobohan pohon-pohon di Taman Taksim Gezi di Istanbul. Penggusuran itu sendiri merupakan rencana pemerintahan Erdogan untuk melaksanakan pembangunan di daerah tersebut.
Namun polisi menghadapi para pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air. Aksi brutal polisi membuat aksi unjuk rasa tersebut berubah menjadi aksi unjuk rasa anti-pemerintah.
Sejak hari itu, para pengunjuk rasa dari berbagai latar belakang lantas membanjiri kota-kota besar di seluruh Turki, mereka berteriak: “Diktator, harus mengundurkan diri!” (banan/arrahmah.com)