(Arrahmah.com) – Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha membujuk pemimpin Rusia Kremlin Putin untuk menghentikan dukungan terhadap rezim Bashar Assad namun Putin malah balik mengancam, Kavkaz Center mengutip pers Turki, Selasa (22/10/2012).
Koran Turki Aydinlik menerbitkan transkrip percakapan telepon yang diduga dilakukan pada 8 Oktober 2012 antara Erdogan dan Putin.
Menurut Aydinlik, sebagian kutipan percakapan itu adalah sebagai berikut:
Putin: “Bahkan jika satu tentara Turki pun menyeberangi perbatasan Suriah, Rusia akan bereaksi sangat keras.”
Erdogan: “Apakah itu sebuah ancaman? Ini tidak bisa kami terima.”
Putin: “Pikirkan saja apa yang kau inginkan, Saya telah mengatakannya.”
Setelah itu Erdogan menutup telepon dan mengakhiri percakapan dengan Putin, menurut surat kabar tersebut.
Sementara menurut laporan media pro rezim Assad bahwa percakapan telepon itu diakhiri oleh Putin, bukan oleh Erdogan.
Namun sumber lainnya yakin bahwa percakapan demikian tidak pernah terjadi dan hal ini hanya sebuah isapan jempol yang berniat untuk memperburuk ketegangan antara Turki dan Rusia.
Sedangkan sumber Kavkaz Center menganalisa bahwa percakapan antara Erdogan-Putin tersebut diindikasi benar-benar terjadi dengan bukti memburuknya hubungan antara Turki-Rusia pada 10 Oktober 2012, setelah Ankara memaksa sebuah pesawat berpenumpang 35 orang, yang lepas landas dari bandara Vnukovo Moscow menuju Damaskus.
Pada saat itu Ankara, mengacu pada data intelijennya, menduga bahwa pesawat tersebut membawa kargo peralatan militer. Setelah beberapa jam digeledah, pesawat tersebut diizinkan untuk melanjutkan penerbangan ke Suriah, namun muatannya disita Ankara.
Setelah insiden ini, Putin membatalkan kunjungannya ke Ankara dalam rangka sebuah pertemuan yang telah direncanakan. Sumber-sumber pejabat mengklaim bahwa pembatalan ini hanya masalah penundaan saja. (siraaj/arrahmah.com)