ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Tayyip Erdogan melancarkan serangan baru terhadap mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron, Sabtu (24/10/2020), dengan mengatakan dia membutuhkan perawatan mental atas sikapnya terhadap Muslim dan Islam.
Awal bulan ini, Macron bersumpah akan memerangi “separatisme Islam”, yang menurutnya mengancam untuk mengambil kendali di beberapa komunitas Muslim di sekitar Prancis, yang mendapat teguran keras dari Erdogan.
Selang beberapa waktu, Prancis diguncang oleh pemenggalan seorang guru sejarah oleh seorang Muslim yang ingin membalas penggunaan kartun Nabi Muhammad oleh guru di kelas dengan dalih kebebasan berekspresi.
“Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Muslim dan Islam? Macron membutuhkan perawatan pada tingkat mental,” kata Erdogan dalam pidatonya di kongres provinsi Partai AK di kota Kayseri, Turki tengah, seperti dilansir Reuters.
“Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?” Erdogan menambahkan.
Erdogan sendiri adalah seorang Muslim dan sejak Partai AK pertama kali berkuasa pada tahun 2002 dia telah berusaha untuk mengubah arus utama politik di Turki, sebuah negara yang mayoritas Muslim tetapi sekuler.
Presiden Turki mengatakan pada 6 Oktober setelah komentar awal Macron tentang “separatisme Islam”, bahwa pernyataan itu adalah “provokasi yang jelas” dan menunjukkan “ketidaksopanan” pemimpin Prancis itu.
Turki dan Prancis adalah anggota NATO tetapi telah berselisih mengenai berbagai masalah termasuk kebijakan di Suriah dan Libya, yurisdiksi maritim di Mediterania timur dan konflik di Nagorno-Karabakh.
Erdogan dan Macron membahas ketidaksepakatan mereka dalam panggilan telepon bulan lalu dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka. (haninmazaya/arrahmah.com)