ISTANBUL (Arrahmah.com) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan tajam mengkritik mitranya dari Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, setelah mengeksekusi sembilan orang di Mesir baru-baru ini. Erdogan menyatakan ia enggan berbicara dengan “seseorang seperti dia [Sisi]”.
“Mereka membunuh sembilan pemuda baru-baru ini. Ini bukan sesuatu yang bisa kita terima,” ungkap Erdogan pada Sabtu (23/2/2019) dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Turki, CNN-Turk dan Kanal D, merujuk pada eksekusi hari Rabu pekan lalu terhadap sembilan orang yang dihukum karena pembunuhan jaksa penuntut umum Mesir tahun 2015.
“Tentu saja, kita akan diberitahu bahwa itu adalah keputusan pengadilan, tetapi di sana, keadilan, pemilihan, semua itu, nonsense. Ada sistem otoriter, bahkan totaliter,” tambahnya.
“Sekarang, saya menjawab mereka yang bertanya-tanya mengapa Tayyip Erdogan tidak berbicara dengan Sisi, karena ada beberapa mediator yang datang ke sini kadang-kadang, tetapi saya tidak akan pernah berbicara dengan seseorang seperti dia,” katanya.
Hubungan antara Turki dan Mesir sebenarnya tidak ada sejak militer Mesir, yang kemudian dipimpin oleh Sisi, pada 2013 menggulingkan Mohamed Morsi, sekutu dekat Erdogan.
Ikhwanul Muslimin, dilarang di Mesir tetapi anggota kelompok telah mencari perlindungan di Turki.
Presiden Turki juga menyerukan pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin di Mesir.
“Pertama-tama, dia harus membebaskan semua yang dipenjara dengan amnesti umum. Selama orang-orang ini belum dibebaskan, kami tidak akan dapat berbicara dengan Sisi, ”katanya.
Erdogan juga menyerang negara-negara Barat yang, menurutnya, “menggelar karpet merah” untuk Sisi dan menutup mata terhadap eksekusi terbaru di Mesir.
“Di mana orang Barat? Pernahkah Anda mendengar suara mereka?” ujarnya lantang.
“Di sisi lain, ketika menyangkut orang-orang yang dipenjara di negara kita (Turki), mereka meneriakkan pembunuhan berdarah.”
Amnesti Internasional mengutuk eksekusi terhadap orang-orang itu, yang katanya dihukum dalam pengadilan yang dirusak oleh tuduhan penyiksaan.
Beberapa waktu lalu, tepat pada 18 Januari, seorang pemuda Mesir bernama Abdul Hafez Hussein diekstradisi saat baru saja tiba di bandara Attaturk, Istanbul, Turki, karena keterlibatannya dengan IM, seperti dilansir Karam.com pada hari yang sama. Hussein dijatuhi hukuman mati oleh Sisi.
Dalam gambar yang beredar di media sosial, Hussein terlihat duduk di dalam pesawat dengan tangan diborgol. Meskipun Hussen berulang kali meneriakkan ia adalah anggota IM, agar ia diselamatkan oleh pihak berwenang Turki, permintaannya ditolak dan ia dipindahtangankan pada pihak berwenang Mesir. (Althaf/arrahmah.com)