ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa keluarga berencana (KB) dan kontrasepsi bukan untuk keluarga Muslim. Hal ini diungkapkan dalam komentar terbaru yang mempromosikan pertumbuhan penduduk.
Erdogan mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab para ibu untuk memastikan pertumbuhan penduduk Turki terus berlanjut, yang telah berkembang pada tingkat sekitar 1,3% dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya akan mengatakannya dengan jelas. Kita perlu meningkatkan jumlah keturunan kita,” katanya dalam pidatonya di Istanbul. “Orang-orang bicara tentang pengendalian kelahiran, tentang keluarga berencana. Tidak ada keluarga Muslim yang dapat memahami dan menerima hal itu. Saat Allah dan Nabi telah memerintahkan, maka kita akan mengikuti cara ini. Dan dalam hal ini adalah tugas pertama yang dimiliki para ibu,” sebagaimana dilansir The Guardian, Senin (30/5/2016).
KB adalah pengkhianatan
Sebelumnya, pemimpin Turki itu telah memicu kritik tajam dari kelompok feminis perempuan. Erdogan menolak kesetaraan gender dan mengatakan bahwa perempuan tidak sama dengan laki-laki, serta menghimbau perempuan untuk memiliki setidaknya tiga anak.
“Satu (anak) berarti kesepian, dua sarana persaingan, tiga anak berarti keseimbangan, dan empat anak berarti keberkahan,” kata Ergodan.
Pada tahun 2014, ia menggambarkan KB sebagai bentuk “pengkhianatan” dan menggunakan KB dapat menyebabkan seluruh generasi menjadi “kering”.
Erdogan berusia 62 tahun dan istrinya Emine memiliki dua putra dan dua putri. Putri sulungnya Esra memiliki tiga anak.
Populasi Turki meningkat menjadi 78.740.000 tahun lalu. Pada tahun 2000, penduduk negara itu kurang dari 68 juta.
(ameera/arrahmah.com)