ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan bahwa jumlah gereja dan sinagog di Turki adalah dua kali jumlah masjid di negara Eropa mana pun.
Pernyataan tersebut ia ungkapkan dalam sebuah pidato setelah dia memimpin pertemuan pemerintah di kompleks kepresidenan di Ankara, di mana dia berjanji untuk melestarikan status Situs Warisan Dunia masjid Hagia Sophia di Istanbul.
Erdogan mencatat bahwa pihak berwenang Turki yang mengubah masjid Hagia Sophia menjadi museum, menambahkan: “Kami mengubahnya kembali menjadi masjid.”
Dia menekankan bahwa status Situs Warisan Dunia Hagia Sophia akan dilestarikan “dengan cara yang sama seperti nenek moyang kita,” dengan mengubah bangunan menjadi masjid seperti dulu.
Erdogan membalas kritikan Barat terhadap keputusan ini, menunjukkan bahwa tempat ibadah non-Muslim di Turki melebihi empat atau lima kali jumlah masjid di Eropa.
Dia menjelaskan bahwa ada tempat ibadah untuk setiap 460 non-Muslim di Turki, dibandingkan dengan satu masjid untuk setiap 2.000 Muslim di Eropa.
Dewan Negara Turki membatalkan keputusan kabinet 24 November 1934, untuk mengubah Hagia Sophia dari masjid menjadi museum.
Kepala Urusan Agama Ali Arbash mengumumkan selama kunjungannya ke Hagia Sophia bahwa shalat lima waktu akan diadakan di masjid secara teratur, mulai dari 24 Juli.
Hagia Sophia adalah monumen artistik dan arsitektur yang unik, terletak di distrik Sultanahmet Istanbul, yang digunakan selama 481 tahun sebagai masjid, kemudian berubah menjadi museum pada tahun 1934. Ini adalah salah satu monumen arsitektur paling signifikan dalam sejarah Timur Tengah.
(fath/arrahmah.com)