ANKARA (Arrahmah.com) – Turki memiliki dinamika ekonomi yang “solid dan kuat” dalam menghadapi “pengepungan ekonomi” baru-baru ini di negara itu, kata Presiden Turki, Senin (13/8/2018).
“Dinamika ekonomi Turki solid, kuat dan utuh, dan akan terus utuh,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada duta besar Turki dalam sebuah pidato di kompleks kepresidenan di ibukota Ankara, lansir World Bulletin.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump meningkatkan serangannya ke Turki dengan menaikkan tarif AS pada impor aluminium dan baja Turki masing-masing menjadi 20 persen dan 50 persen.
“Turki dikepung dalam bidang ekonomi, seperti di beberapa wilayah lain,” kata Erdogan dalam pidatonya.
Hubungan antara Turki dan AS memburuk setelah Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki atas kasus Pendeta AS Andrew Craig Brunson, yang ditangkap di provinsi Aegean Izmir pada bulan Desember 2016.
Brunson didakwa melakukan kejahatan, termasuk menjadi mata-mata untuk PKK – yang terdaftar sebagai kelompok teroris baik oleh AS dan Turki – dan Organisasi Teror Fetullah (FETO), kelompok di balik upaya kudeta yang gagal Juli 2016.
Jaksa Turki menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara untuk Brunson karena melakukan kejahatan atas nama kelompok teroris tanpa menjadi anggota, hingga 20 tahun untuk spionase politik atau militer.
(ameera/arrahmah.com)