ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh AS berusaha untuk “menikam Turki dari belakang”, atas pertikaian diplomatik yang dipicu oleh penahanan seorang pendeta Amerika yang telah mengirim lira ke dalam kekacauan.
Erdogan membuat pernyataan ‘keras’ ini dalam sebuah konferensi di ibukota Ankara, Senin (13/8/2018), di tengah perselisihan sengit antara dua sekutu NATO atas serangkaian masalah
“Anda bertindak di satu sisi sebagai mitra strategis tetapi di sisi lain anda menembakkan peluru ke kaki mitra strategis anda,” tegas Erdogan.
“Kita telah bersama-sama dalam NATO dan kemudian saat ini anda berusaha untuk menikam mitra strategis anda dari belakang. Bisakah hal semacam itu diterima?” lanjutnya.
Sengketa itu membuat mata uang Turki merosot drastis sejak Jumat.
Erdogan mengatakan Turki menghadapi “pengepungan ekonomi” dari kekuatan musuh yang membanting pergerakan lira sebagai “serangan terhadap negara”.
Pada Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah menggandakan tarif baja dan aluminium di Turki.
Namun Erdogan menyarankan agar rakyat Turki tidak khawatir.
“Ini sama sekali bukan berarti kita tenggelam dan riwayat kita telah tamat. Dinamika ekonomi Turki solid, kuat dan utuh dan akan terus demikian.”
Pada Senin (13/8), Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengumumkan rencana ekonomi baru untuk membantu menyelamatkan lira yang terjun bebas.
“Mulai Senin pagi dan seterusnya, institusi kami akan mengambil langkah yang diperlukan dan akan berbagi pengumuman dengan pasar,” kata Albayrak kepada surat kabar Hurriyet.
“Kami akan mengambil langkah yang diperlukan dengan bank dan pengawas perbankan kami dengan cepat.”
Albayrak – yang merupakan menantu Erdogan – mengatakan Turki tidak akan melakukan intervensi dalam rekening bank dalam denominasi dolar, sebagaimana dikutip Reuters.
Tetapi program ekonomi Turki akan radikal dan kuat, membuat langkah yang diperlukan untuk membantu menghentikan jatuhnya lira – yang telah kehilangan hampir setengah dari nilainya pada 2018 – dan membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
“Kami akan memasuki periode yang kuat dalam hal kebijakan fiskal,” katanya.
Bank yang akan didukung oleh pemerintah termasuk usaha kecil dan menengah. (Althaf/arrahmah.com)