JHARKHAND (Arrahmah.com) – Dua pemuda Muslim, penduduk Jamshedpur di Jharkhand, mengatakan petugas polisi India secara brutal memukuli dan menyerang mereka secara seksual di sebuah stasiun pekan lalu. Mereka ini juga menuduh bahwa polisi melontarkan cercaan anti-Muslim.
Mohammad Aurangzeb dan Mohammad Arzoo, telah menulis pengaduan kepada Inspektur Senior Polisi (SSP), menuduh tujuh polisi bertanggung jawab atas penyiksaan fisik dan pemaksaan seksual.
Setelah seorang wanita muda dari Kadma melarikan diri dengan seorang pemuda dari Dhatkidih, Aurangzeb dan Arzoo dipanggil ke kantor polisi Kadma, pada 26 Agustus.
“Saya dipanggil ke kantor polisi dan dibiarkan duduk sampai jam 4 sore. Dan selama lima jam berikutnya terus menerus, saya dipukuli secara brutal oleh polisi,” kata Aungazeeb kepada Maktoob (31/8/2021).
Setelah cercaan anti-Muslim, polisi yang terlibat diduga bertanya kepada keduanya dengan nada mengancam, “Mohammad dan Aurangzeb sudah mati, mengapa kami tidak membunuhmu juga.”
Menguraikan kebrutalan polisi lebih lanjut, Aurangazeb berkata, “Saya dipaksa untuk melakukan hubungan seks yang tidak wajar dengan teman saya, seorang terdakwa dalam kasus ini.
Karena menolak, mereka kemudian dipukuli dengan gawang kriket dicampur dengan air seni dan kotoran.
Sesuai pernyataan Aurangzeb, ayahnya dipanggil ke kantor polisi pada 25 Agustus.
“Polisi bertanya tentang keberadaan saya dan menahannya sampai hari berikutnya ketika saya sendiri harus pergi ke kantor polisi.”
Berbicara dengan Maktoob, Arzoo mengenang, “Saya diambil pada 23 Agustus, dipaksa untuk mengambil obat penghilang rasa sakit untuk disiksa hingga tanggal 26.”
Salah satu petugas berteriak sambil meronta-ronta, “Tum mulle Talibani ho ye hindustan hai tum sab Afghanistan chale jao (Ini India dan kalian Muslim Taliban harus pergi ke Afghanistan)”. Cemoohan anti-Muslim dilontarkan terus menerus. (hanoum/arrahmah.com)