GAZA (Arrahmah.com) – Tentara Zionis “Israel” menembak mati enam warga Palestina yang tengah menggelar aksi unjuk rasa di Gaza pada Jum’at (9/10/2015) dan seorang pria Yahudi yang membawa pisau, melukai empat orang Arab di wilayah selatan “Israel” dalam gelombang kekerasan baru yang telah memicu pembicaraan tentang intifada ketiga.
Para tentara Zionis melintasi perbatasan Gaza setelah warga Palestina berunjuk rasa di dekat perbatasan. Petugas medis Gaza mengatakan lima orang tewas dan 30 luka-luka, seperti dilansir Al Arabiya.
Protes yang digelar sebagai aksi solidaritas untuk warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, di mana ketegangan telah meningkat tajam dalam 10 hari terakhir di mana sedikitnya empat ekstrimis Yahudi tewas dan delapan warga Palestina meninggal dunia dalam kekerasan.
Warga Palestina dibuat marah dengan peristiwa di kompleks Masjid Al-Aqsa dan takut “Israel” mengubah status quo di tempat suci ketiga ummat Islam tersebut.
Perdana Menteri otoritas pendudukan “Israel”, Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa ia tidak ingin mengubah kondisi di mana orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk mengunjungi situs sementara Muslim dilarang untuk sholat di sana. Namun fakta memperlihatkan hal tersebut di mana jamaah Muslim dilarang memasuki Masjid mereka sendiri dan ekstrimis Yahudi dibiarkan bebas berkeliaran di dalam kompleks Masjid.
Di Jalur Gaza, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh memuji warga Palestina yang telah melakukan serangan pisau di wilayah Tepi Barat yang diduduki, menjulukinya sebagai seorang pahlawan dan mengatakan intifada baru yang difokuskan di Yerusalem sedang berlangsung.
“Ini adalah hari Jum’at, ini adalah hari kemarahan, ini adalah hari yang akan mewakili intifada baru di seluruh Palestina,” ujarnya di hadapan jamaah setelah melaksanakan sholat Jum’at.
“Kami memberikan jiwa dan raga untuk Yerusalem, Yerusalem dan Al-Aqsa adalah bagian dari agama.”
Sementara itu di hari yang sama (9/10), seorang ekstrimis Yahudi yang bersenjatakan pisau, menikam empat orang Arab di kota Dimona, selatan “Israel”.
Di kota afula, seorang perempuan Arab, warga “Israel”, ditembak beberapa kali oleh polisi Zionis dan mengalami luka cukup serius. Ia diklaim telah mengangkat pisau dan mencoba untuk menikam penjaga stasiun, meskipun rekaman video dari insiden tersebut tidak menunjukkan hal tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)