BENGHAZI (Arrahmah.com) – Sedikitnya enam orang tewas dan 35 lainnya luka-luka pada Jumat (23/10/2015) ketika serangan mortir menargetkan demonstrasi damai di kota Benghazi, Libya, sumber medis mengatakan kepada Anadolu Agency.
Para pengunjuk rasa telah berkumpul untuk menentang perundingan perdamaian PBB, yang baru-baru menyarankan pembentukan pemerintah persatuan nasional.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Dukungan Misi PBB di Libya (UNSMIL) mengutuk “serangan teroris” pada hari Jumat tersebut.
“UNSMIL menyerukan rakyat Libya untuk menolak kekerasan sebagai cara menyelesaikan perbedaan politik dan menekankan bahwa ekspresi damai dari pandangan politik adalah salah satu hak dasar dalam masyarakat bebas,” klaim UNSMIL.
Libya mengalami kekacauan dan pertumpahan darah menyusul penggulingan dan kematian orang kuat Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
Dalam empat tahun, perpecahan politik negara ini telah menghasilkan dua kubu pemerintah, satu di Tripoli dan satu di Tobruk, yang masing-masing menawarkan lembaga-lembaga politik dan kapasitas militernya sendiri.
(fath/arrahmah.com)