SLEMAN (Arrahmaid) – Masjid KH. Sudja’ RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman menghadirkan Ustadz Adi Hidayat, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di acara Tabligh Akbar menjelang Ramadan 1444 H pada, Jumat (17/3).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ikhwan Ahada dalam sambutannya mengaku gembira atas diselenggarakannya Tabligh Akbar jelang Ramadan 1444 H. Menurutnya, Puasa Ramadan harus disiapkan matang-matang.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengeluarkan maklumat, bahwa 1 Ramadan 1444 H bertepatan dengan tanggal 23 Maret 2023. Oleh karena itu segera mungkin untuk dipersiapkan menyambut bulan suci itu, lebih-lebih persiapan ilmu.
“Hari ini kita semua menanti-nanti betul pencerahan, banyak hal yang perlu kita siapkan.” tutur Ikhwan yang juga Direktur Sumber Daya Insani dan Al-Islam Kemuhammadiyahan RS PKU Muh Yogyakarta ini.
Ikhwan menambahkan, menurut informasi dari panitia penyelenggara, kegiatan Tabligh Akbar Menjelang Ramadan Masjid KH. Sudja’ ini diikuti sebanyak 6.000 lebih jamaah.
Dia berpesan kepada jamaah supaya ilmu yang diperoleh dari kajian ini disebarkan seluas-luasnya, atau minimal di keluarga masing-masing.
Sementara itu, dalam tausiyahnya Ustadz Adi Hidayat menyampaikan penting menuntut ilmu bagi pribadi muslim, lebih-lebih menjelang Bulan Ramadan.
Menurutnya, jarak, tenaga dan harta, serta kesempatan yang dititipkan oleh Allah SWT harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terlebih untuk menuntut ilmu sebagai bekal menghadapi kehidupan dan beribadah.
Bagi jamaah, UAH berpesan jika ingin konsisten di jalan ilmu untuk senantiasa berada di tempat-tempat yang membuat lebih dekat dengan Allah SWT. Dia juga mengatakan, bahwa dalam proses menuntut ilmu tidak harus dengan serius dan kaku. Sebab Nabi Muhammad juga memberikan pengajaran dengan bercanda.
“Tertawa boleh, sebab ada 165 canda nabi kurang lebih. Nabi tertawa, tetapi tertawanya tidak memutus iman.” Ungkapnya.
Selain itu, keimanan pribadi muslim yang meningkat atau naik selama Bulan Ramadan harus disertai dengan pengisian ilmu. Sebab keimanan saja yang naik, tapi kosong ilmunya itu berbahaya.
“Iman dan ilmu adalah sayap Islam yang bersamaan. Tak mungkin anda beriman baik tanpa ilmu, tak mungkin berilmu dengan lurus tanpa iman,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.id)