GHAZNI (Arrahmah.com) – Setidaknya enam polisi boneka Afghan telah tewas di sebuah pos pemeriksaan dalam serangan disaat AS berencana akan menarik pasukan dari Afghanistan dan memberikan tanggung jawab “keamanan” kepada tentara Afghan.
Empat perwira lainnya tewas oleh ledakan bom ranjau saat mereka melakukan perjalanan menuju lokasi serangan pertama di pos pemeriksaan di distrik Qarabagh.
Serangan di pos pemeriksaan pada Rabu (22/2/2011), dianggap menjadi pekerjaan orang dalam di mana penyerang bekerja dengan para polisi yang ditempatkan di sana.
“Mungkin salah satu petugas polisi di pos pemeriksaan memiliki kesepakatan sebelumnya dengan para pemberontak,” ujar Mohammad Ali Ahmadi, wakil gubernur boneka Ghazni.
Mujahidin Imarah Islam Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Awal bulan ini, tiga polisi telah tewas dalam serangan serupa di pos pemeriksaan di distrik yang sama.
Serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam sebelum presiden negara penjajah AS, Barack Obama memetakan penarikan pasukan AS dari perang yang telah berjalan hampir 10 tahun di Afghanistan, yang akan mengembalikan 10.000 pasukan AS pada tahun 2011 ini dan 20.000 lainnya di tahun 2012.
Mujahidin Imarah Islam Afghanistan memperlihatkan kekuatan mereka dengan meningkatkan serangan mematikan terhadap pasukan penjajah AS dan sekutunya serta para antek mereka. Setiap harinya AS-NATO dan boneka mereka mengalami kerugian fatal akibat serangan Mujahidin. AS, selain mengalami kerugian jiwa, mereka juga mengalami kerugian materi yang sangat besar. Biaya perang yang sangat mahal terus menguras kantong AS dan menyebabkan AS berada dalam krisis ekonomi. (haninmazaya/arrahmah.com)