MONTEVIDEO (Arrahmah.com) – Setelah melalui delapan tahun penuh siksaan di penjara Guantanamo atau juga disebut Gitmo, enam Muslim mantan tahanan Gitmo telah memulai hidup baru di Uruguay, hidup dengan bebas.
“Saya tidak punya kata-kata untuk mengekspresikan betapa berterimakasihnya saya atas kepercayaan yang besar yang kalian, rakyat Uruguay, berikan kepada saya dan para tahanan lainnya dengan membuka pintu ke negara kalian,” kata Mahmoud Faraj, yang telah ditahan selama 12 tahun di Guantanamo, dalam sebuah surat terbuka kepada harian Uruguay El Pais melalui pengacaranya, dikutip Reuters pada Senin (8/12/2014) dan dilansir OnIslam.
Faraj adalah salah satu Muslim yang telah mendekam di penjara Guantamo Bay selama 12 tahun.
Keenam Muslim itu, empat dari Suriah, salah satunya berasal dari Palestina dan seorang dari Tunisia tiba di Uruguay pada pekan ini sebagai pengungsi, para mantan Gitmo pertama yang dikirim ke Amerika Selatan.
Pada Senin (8/12), keenam Muslim itu, yang sebagian dari mereka pucat akibat mogok makan dalam waktu yanglama, menjalani pemeriksaan medis dalam persiapan untuk hidup baru mereka di negara Amerika Selatan itu.
Mereka diperkirakan akan pindah ke sebuah perumahan untuk belajar bahasa Spanyol, belajar budaya masyarakat Uruguay dan secara berangsur-angsur akan menempati rumah baru mereka.
Kedatangan mereka ke negara Latin itu tak terlepas dari kebaikan Presiden Jose Mujica yang menerima mereka karena alasa kemanusiaan dan mengatakan bahwa mereka akan diberikan bantuan, diberikan tempat tinggal di negara yang memiliki sedikit Muslim itu.
Pemerintah Uruguay sebelumnya juga telah menampung 42 pengungsi asal Suriah yang melarikan diri karena perang, yang tiba pada bulan Oktober, dan mengatakan bahwa pemerintah akan menerima 80 orang lagi.
Menurut Tamar Chaky, direktur Islamic Cultural Organization of Uruguay, para mantan tahanan Gitmo itu diizinkan tinggal di satu-satunya negara Amerika yang tidak memilik masjid. (siraaj/arrahmah.com)