MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Empat warga Muslim Rohingya yang ditangkap oleh aparat keamanan perbatasan Burma (Nasaka) pada Ahad (10/2/2013) meninggal dunia setelah disiksa di kamp Nasaka pada Selasa (12/2), berdasarkan laporan kerabat korban yang dikutip Kaladan Press (KP).
Para korban diidentifikasi sebagai Nazir Hussain (35), Hansoma Khatun (30), Amir Salim (30), dan Nadu (50). Mereka adalah warga desa Ludine di kota tersebut.
Selain itu, para wanita juga ditangkap pada saat suami, saudara laki-laki dan putera mereka tidak ada di rumah. Banyak warga desa Rohingya ditangkap dalam jumlah yang tidak diketahui oleh anggota Nasaka dan polisi dari desa Loung Don setelah seorang pria Buddhis Rakhine tewas dibunuh dan tiga lainnya luka-luka pada Ahad pekan lalu oleh para penjahat tak diketahui, namun dituduhkan kepada warga Muslim, menurut sumber lokal dalam kondisi anonimitas.
Sumber menambahkan bahwa jenazah korban tidak diserahkan kepada keluarga mereka dan dikuburkan oleh Nasaka di tempat yang tidak diketahui. Mendengar kabar ini keluarga korban mendatangi kamp Nasaka itu, tetapi otoritas setempat tidak juga menunjukkan kepada mereka jenazah para korban.
Selain insiden tersebut, personel Nasaka dan sekelompok tentara juga mendatangi desa Lamba Gona (di dekat desa Ludine) pada tengah malam dan menangkap lima warga Muslim.
Tak hanya itu di beberapa desa lainnya seperti Khazir Bill, Nai Tha Prui, Hati Para, dan Pruma, aparat keamanan juga berusaha menangkapi warga Muslim. Aparat keamanan mengancam para warga yang berada di rumah-rumah mereka, jika tidak mereka akan ditindak tegas. Akibatnya, para warga menjadi panik dan banyak yang melarikan diri ke hutan karena takut ditangkap dan disiksa.
Resiko penangkapan yang harus dihadapi warga Muslim adalah diperas uang mereka dan disiksa secara keji, oleh karena itu warga Rohingya yang bertemu dengan aparat keamanan akan lari sebisa mungkin untuk menghindari penangkapan, sebagaimana laporan yang diterima KP. (siraaj/arrahmah.com)