BAMAKO (Arrahmah.com) — Sebanyak empat tentara Mali tewas ketika diserang oleh kelompok militan di sebelah barat negara tersebut. Selain itu, sekitar 12 tentara juga mengalami luka-luka sebagaimana dilansir VOA (30/12/2021).
Angkatan Bersenjata Mali mengatakan, serangan itu terjadi pada Selasa (28/12) malam waktu setempat.
“Satuan tentara di wilayah Nara menjadi target serangan canggih yang menggabungkan IED (Improvised Explosive Devices) dan senjata berat,” kata Angkatan Bersenjata Mali tanpa merinci siapa yang melancarkan serangan tersebut.
Pada Rabu (29/12) malam waktu setempat, sepasukan tentara Mali di Niena juga diserang, namun tidak ada korban tewas.
Serangan mortir juga mengguncang wilayah tengah Niena yang menargetkan kamp Hombori, tetapi tidak ada kerusakan material.
Mali diguncang perlawanan kelompok militan dimulai di utara negara itu pada 2012. Sejak saat itu, perlawanan menyebar tiga tahun kemudian ke negara tetangga Niger dan Burkina Faso.
Ribuan orang di seluruh wilayah tersebut telah tewas dan sekitar dua juta orang mengungsi akibat konflik di sana.
Meski di sana ada pasukan Prancis dan PBB, konflik tetap ada dan menyebar ke negara tetangga seperti Burkina Faso dan Niger.
Prancis melancarkan intervensinya di sana pada 2013 dan kini menyiagakan sekitar 5.000 tentara di wilayah tersebut. Kendati demikian, Perancis berencana untuk menurunkan jumlah itu menjadi 2.500 hingga 3.000 personel pada 2023. (hanoum/arrahmah.com)