NABLUS (Arrahmah.id) – Pasukan ‘Israel’ telah menembak dan membunuh dua warga Palestina, termasuk seorang remaja berusia 17 tahun, dalam serangan yang berlangsung di kamp pengungsi Balata, timur Nablus, di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi dalam siaran pers bahwa pasukan pendudukan menembak mati Bassam Hashash berusia 24 tahun dan melukai 22 lainnya selama serangan pada Sabtu malam (27/7/2024), demikian laporan kantor berita resmi Palestina WAFA.
Kamp tersebut diserbu empat kali dalam 24 jam, dengan menempatkan penembak jitu di atap gedung sementara drone pengintai terbang di atasnya, yang memicu konfrontasi.
Urgent: A field volunteer EMT with the Palestine Red Crescent Society was injured while evacuating the wounded due to the occupation's shelling of citizens in Balata Refugee Camp, east of #Nablus. #NotATarget #IHL #WestBank pic.twitter.com/WreEuWl5HO
— PRCS (@PalestineRCS) July 27, 2024
Tentara yang bersenjata lengkap melepaskan tembakan peluru tajam ke arah pemuda setempat, menewaskan Hashash dengan peluru tajam di dada, kata laporan itu.
Brigade Syuhada Al-Aqsa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Hashash adalah salah satu pejuang gerakan tersebut yang terbunuh “ketika terlibat dalam bentrokan bersenjata dengan pasukan pendudukan Zionis.”
Sebelumnya, pasukan pendudukan membunuh Louay Mohammad Masha, berusia 17 tahun, dan melukai sembilan lainnya, dua di antaranya serius, menyusul serangan pesawat tak berawak ‘Israel’ yang menargetkan sekelompok orang di kamp tersebut.
Saraya al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, mengonfirmasi bahwa Masha adalah salah satu pejuangnya, yang terbunuh “setelah operasi pembunuhan berbahaya oleh pesawat tak berawak saat berhadapan dengan pasukan pendudukan bersama sekelompok pejuang dari Brigade.”
Kematian terbaru ini menambah jumlah total warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan pendudukan ‘Israel’ di Tepi Barat sejak 7 Oktober menjadi 591, termasuk 143 anak-anak, menurut statistik dari Kementerian Kesehatan, demikian laporan WAFA.
Ambulans Ditembak
Juga pada Sabtu (27/7), seorang remaja berusia 17 tahun ditembak dan terluka oleh pasukan ‘Israel’ di kamp Balata.
WAFA mengatakan bahwa Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa krunya berhasil mengangkut pemuda yang terluka tersebut ke rumah sakit setelah menghadapi penundaan yang disebabkan oleh pasukan ‘Israel’, yang menembaki kendaraan ambulans selama insiden tersebut.
Pasukan ‘Israel’ juga mengepung sebuah rumah di kamp tersebut dan menembakkan rudal. Tidak ada korban luka atau penangkapan yang dilaporkan dalam serangan tersebut.
Selain itu, buldoser ‘Israel’ menghancurkan bagian Mal Al-Arayshi di dalam kamp.
Enam Orang Ditangkap
Pasukan ‘Israel’ juga menangkap sedikitnya enam warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak-anak dan mantan tahanan, lansir WAFA.
Menurut Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina, penangkapan dilakukan di berbagai provinsi, termasuk Ramallah dan Jenin.
Sejak perang genosida ‘Israel’ di Gaza dimulai, pasukan ‘Israel’ telah menahan 9.845 warga Palestina, tambah laporan itu.
Serangan Pemukim
Pada Sabtu (27/7), pemukim ilegal Yahudi mencuri kawanan domba milik seorang gembala Palestina di daerah Khirbet Yirza di sebelah timur kota Tubas di Tepi Barat utara.
Pencurian itu terjadi di Khirbet Yirza yang berpenduduk sekitar 150 orang, yang sebagian besar adalah penggembala domba dan petani. Desa itu terisolasi, karena terputus oleh banyaknya penghalang Israel dan kamp pelatihan militer yang mengelilinginya, menurut WAFA.
Sekitar 6.200 warga Palestina tinggal di 38 komunitas di tempat-tempat yang diperuntukkan bagi penggunaan militer dan harus mendapatkan izin dari otoritas ‘Israel’ untuk masuk dan tinggal di komunitas mereka.
Melanggar hukum internasional, militer pendudukan ‘Israel’ tidak hanya menggusur masyarakat secara berkala untuk sementara waktu, tetapi juga menyita lahan pertanian mereka, dan menghancurkan rumah serta infrastruktur mereka dari waktu ke waktu. (zarahamala/arrahmah.id)