JABALIA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ melaporkan bahwa Perwira Yehonatan Johnny Keren (22) dan Sersan Nissim Meital (20), Aviv Gilboa (21), dan Naor Haimov (22), semuanya dari Unit 888, tewas selama pertempuran di Jalur Gaza utara.
Menurut pernyataan mereka, seorang perwira tambahan dari unit yang sama terluka parah dalam pertempuran yang sama.
Para prajurit tersebut tergabung dalam ‘Unit Multi-Dimensi’ elit, yang juga dikenal sebagai ‘Unit Hantu’, yang berspesialisasi dalam beroperasi di medan yang menantang dan semua garis depan.
Laporan dari militer ‘Israel’ menunjukkan bahwa keempat tentara tersebut tewas ketika sebuah alat peledak meledak di dalam sebuah gedung di Jabalia.
Jabalia, yang dikepung dan dibombardir tanpa henti selama hampir sebulan, telah menyaksikan kerusakan signifikan dan hilangnya nyawa, dengan sedikitnya 115 warga Palestina tewas dalam serangan ‘Israel’ di seluruh Gaza sejak fajar kemarin (29/10/2024).
Selama 25 hari, pasukan pendudukan telah melancarkan kampanye militer brutal di Jalur Gaza utara, khususnya menargetkan daerah seperti Jabalia dan Beit Lahia.
Kampanye genosida ini melibatkan pengeboman wilayah sipil, penghancuran rumah, dan pemberlakuan blokade ketat yang mencegah masuknya bantuan, makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Hal ini telah menyebabkan tewasnya lebih dari seribu orang, dengan ribuan lainnya terluka dan puluhan lainnya masih hilang.
Kemampuan untuk Menyerang
Dalam operasi perlawanan lainnya, Brigade Al-Nasser Salah Al-Din merilis rekaman yang memperlihatkan serangan mortir terhadap lokasi komando dan kontrol ‘Israel’ di Jhar Al-Dik di Gaza tengah, yang dikoordinasikan dengan Brigade Al-Quds. Selain itu, Brigade Al-Qassam menayangkan gambar yang memperlihatkan penghancuran tank Merkava menggunakan alat peledak Shawath di sebelah timur Jabalia.
The destruction of a zionist Merkava tank with a Shuath explosive device east of Jabalia, northern Gaza Strip pic.twitter.com/d5UrXrl5PO
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) October 28, 2024
Tentara ‘Israel’ kemudian mengonfirmasi terbunuhnya seorang komandan kompi di Batalyon ke-52, yang meninggal karena luka-luka yang dideritanya sepuluh hari sebelumnya di Gaza utara.
Menurut pakar militer dan strategi Mayor Jenderal Mohammed al-Samadi, yang berbicara kepada Al-Jazeera, pasukan Perlawanan Palestina mempertahankan kapasitas untuk menyerang pendudukan ‘Israel’ meskipun adanya blokade parah.
Al-Samadi menyoroti operasi terkini di Jabalia, termasuk penghancuran tank ‘Israel’, sebagai bukti efektivitas taktik perlawanan.
Ia menjelaskan bahwa strategi perlawanan bergantung pada pemahaman mendalam tentang geografi wilayah tersebut, terutama di kamp-kamp yang padat dengan gang-gang sempit, yang memungkinkan penargetan kendaraan ‘Israel’ secara tepat.
Analis militer juga menjelaskan bahwa alat peledak dan persenjataan anti-tank disembunyikan dengan cermat di bawah tanah, siap dikerahkan pada saat yang tepat.
Jaringan terowongan yang tersisa juga menyediakan fleksibilitas dalam pergerakan dan pelaksanaan operasi bagi para pejuang perlawanan.
Al-Samadi lebih lanjut mencatat bahwa kehancuran yang meluas di Gaza, yang telah menghancurkan lebih dari 86 persen bangunan di wilayah tersebut, sekarang menghadirkan keuntungan taktis, karena puing-puing yang berserakan menawarkan perlindungan dan penyembunyian bagi para pejuang dari pasukan dan pengintaian ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)