JAKARTA (Arrahmah.com) – Dewan Pertimbangan MUI M. Din Syamsuddin menyampaikan keprihatinan atas jatuhnya korban luka-luka dalam aksi mahasiswa yang memprotes sejumlah undang-undang yang tidak aspiratif.
Sebagaimana dilansir PWMU.CO, Rabu (25/9/19) malam, Din menyampaikan empat pernyataan sikapnya:
“Pertama, saya prihatin atas jatuhnya korban dalam aksi protes mahasiswa,” kata Din.
Kedua, lanjutnya, aksi protes mahasiswa dan pelajar yang mengeritik proses pembuatan undang-undang yang dinilai mengabaikan aspirasi rakyat adalah bentuk amar makruf nahyi mungkar, maka harus tetap dilakukan dengan cara yang makruf.
Ketiga, Din juga meminta kepada aparat keamanan dan penegakan hukum untuk sesuai tugasnya mengayomi dan melindungi para mahasiswa dan pelajar, serta menghindari pendekatan represif yang apalagi menimbulkan korban.
“Keempat, meminta kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak terjebak ke dalam permusuhan dan kecenderungan adu kekuatan,” pungkasnya.
Menurut keterangan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, ada tiga korban dari demonstran di Jakarta Selasa yang harus menjalani operasi akibat mengalami luka parah.
Luka itu mencakup pendarahan dalam seperti selaput darah, otak, hingga tulang belakang.
“Ada tiga pasien yang dilakukan operasi karena pendarahan selaput darah, pendarahan otak, dan trauma tulang belakang. Itu ada tiga orang,” ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Diketahui, ribuan mahasiswa memadati depan Gedung DPR RI di Jakarta dan Gedung DPRD di daerah sejak Senin (23/9/2019).
Kemarin, Rabu (26/9), mayoritas demonstran yang merupakan siswa Sekolah Teknik Mesin (STM) yang memadati Senayan hingga Palmerah.
Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta pemerintah membatalkan pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan menunda Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), serta beberapa RUU lainnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo hingga saat ini masih belum mengeluarkan pernyataan perihal tuntutan dalam aksi demonstrasi mahasiswa di sejumlah titik di Indonesia.
(ameera/arrahmah.com)