KAIRO (Arrahmah.com) – Setidaknya empat pengunjuk rasa tewas dan puluhan lainnya luka-luka di ibukota Mesir saat ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Kairo menentang rezim militer yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Sisi.
Para pengunjuk rasa tewas setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan di distrik Matrya di Kairo timur, ujar saksi mata mengatakan kepada Al Jazeera.
Protes oleh Front Salafi, sebuah faksi yang terkonsentrasi di bagian Delta Nil, diadakan di waktu yang sama seperti demonstrasi setiap Jum’at yang digelar oleh pendukung Ikhwanul Muslimin yang kini dilarang sejak penggulingan Muhammad Mursi.
Di halaman Facebook-nya, Front Salafi telah menyerukan kebangkitan pemuda Muslim untuk menggulingkan pemerintahan militer di Mesir, mendesak para pengikutnya untuk mengangkat tinggi-tinggi Al Qur’an mereka, seperti dilaporkan Al Jazeera pada
Jum’at (28/11/2014).
Aksi protes ini merupakan upaya pertama dalam beberapa bulan terakhir untuk mengadakan demonstrasi besar di Mesir. Lebih dari 100 orang telah ditangkap menjelang aksi protes.
Sementara itu dalam peristiwa terpisah, tiga perwira militer senior tewas dalam penembakan terpisan oleh orang tak dikenal. Dua ditembak mati di Kairo dan seorang lainnya tewas di Alexandria.
Serangan ini terjadi meskipun kehadiran militer dan polisi yang ditingkatkan di ibukota untuk menghadapi para demonstran.
Pasukan keamanan dikerahkan di pusat Kairo, Tahrir Square dan di tempat strategis lainnya di seluruh negeri sejak Kamis (27/11) malam, ujar kantor berita AP.
Banyak warga Mesir yang mengatakan mereka membatalkan pertemuan sosial, menghindari transportasi umum dan berada di rumah sepanjang hari Jum’at.
Gereja-gereja di provinsi-provinsi selatan di mana Kristen dan Muslim memiliki konsentrasi besar, membatalkan layanan dan kelas agama.
Ketakutan telah dipicu oleh kampanye media corong propaganda rezim yang selalu memutar lagu-lagu patriotik dan menunjukkan tentara pasukan khusus yang disebarkan.
Pengamat politik Al Jazeera, Marwan Bishara mengatakan bahwa dengan tidak adanya solusi politik yang benar, kekerasan akan terus meningkat.
“Lebih banyak orang mungkin akan pergi ke bawah tanah dan akan ada lebih banyak kekerasan,” ujarnya.
“Ada atmosfer ketakutan di negara ini.” (haninmazaya/arrahmah.com)