DAKAR (Arrahmah.com) — Negara-negara Afrika Barat seperti Burkina Faso, Ghana, Pantai Gading, dan Togo bersama-sama melakukan operasi bersama melawan kelompok militan Islamic State West Africa Provience (ISWAP), kata seorang pejabat tinggi keamanan, Rabu (1/12/2021).
Menteri Keamanan Burkina Faso Maxime Kone mengatakan, seperti dilansir Anadolu Agency (1/12), bahwa 5.720 tentara dikerahkan ke perbatasan bersama di bawah perjanjian keamanan yang ditandatangani pada 2017.
Lebih dari 300 tersangka ditangkap dan sejumlah besar amunisi, obat-obatan, dan peralatan bom disita sebagai bagian dari operasi Zona 2 Koudanlgou 4 pada 21-27 November kata Kone.
Di wilayah Sahel, selatan Gurun Sahara, Burkina Faso, Mali, dan Niger telah diserang oleh kelompok militan yang berafiliasi pada al Qaeda dan ISWAP.
Kelompok militan ini telah memperluas lingkup pengaruh mereka ke Togo dan Pantai Gading dengan bergerak ke selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini menyebabkan negara-negara di kawasan itu mencoba memerangi mereka dengan operasi gabungan.
Perang melawan militan Islam tetap menjadi isu utama bagi negara-negara Sahel meskipun ada operasi militer Prancis Barkhane, Satuan Tugas Eropa Takuba, dan Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi Keuangan PBB (MINUSMA) di wilayah tersebut.
Pemerintah Burkina Faso mendapat kecaman keras setelah 58 tentara tewas dalam dua serangan militan pada November.
Serangan itu menyebabkan protes yang menuntut Presiden Roch Kabore untuk mundur dan menuduh pemerintah gagal dalam memerangi kelompok militan.
Kelompok militan yang terkait dengan Al Qaeda dan ISWAP di negara tetangga Mali telah sering melakukan serangan di utara dan timur Burkina Faso sejak 2015.
Meskipun Burkina Faso melakukan operasi militer gabungan dengan tetangganya, Niger, ia tidak mampu melenyapkan kelompok militan yang berbasis di Mali.
Menurut data PBB, lebih dari 17.500 orang harus meninggalkan negara itu karena alasan keamanan tahun ini. (hanoum/arrahmah.com)