TEHRAN (Arrahmah.com) – Empat Imam besar Syiah Iran mengeluarkan fatwa yang melarang penggunaan layanan telekomunikasi berbasis 3G di Iran karena dianggap berbahaya bagi masyarakat. Meskipun ada warga yang merasa bahwa ada motif tersembunyi dibalik fatwa ini.
Rightel, operator seluler ketiga di Iran, yang menjadi target fatwa ini. Rightel menyediakan layanan internet 3G pertama di Iran yang memungkinkan para pelanggan menggunakan layanan video-call dan mengaktifkan fungsi pesan multi-media dengan internet berkecepatan tinggi.
Layanan baru ini disambut baik oleh warga Iran. “Ini hebat, Saya sedang belajar di Tehran dan ini adalah cara hebat untuk tetap berkomunikasi dengan ibu saya di Shiraz,” kata seorang mahasiswa di Tehran, sebagaimana dikutip Al-Monitor.
Tetapi empat imam Syiah yaitu Nasser Makarem-Shirazi, Hossein Nouri Hamedani, Jafar Sohbhani dan Seyyed Sajjad Alavi Gorgani, berfatwa bahwa layanan baru Rightel ini berbahaya bagi masyarakat.
“Kemerosotan moral dan korupsi terkait dengan penggunaan (Rightel) lebih banyak kerugiannya ketimbang manfaatnya,” kata Makarem Shirazi.
“Hal ini akan memberikan penyimpangan baru di masyarakat, yang saat ini sudah dipenuhi penyimpangan. Ini akan menimbulkan kerusakan pada sistem politik dan agama di Iran.”
Beberapa hari sebelumnya, 17 anggota parlemen Iran menulis surat kepada Presiden Ahmadinejad dan Menteri Intelijen yang berisi permintaan untuk menghentikan layanan Rightel ini.
Namun, fatwa ini mendapat sindiran pedas dari kaum muda Iran, mereka curiga bahwa langkah ini bermaksud untuk membatasi komunikasi pada saat pemilihan presiden berlangsung pada musim panas tahun ini.
“Sebenarnya, jika orang Iran bisa merekam video pada aksi protes, maka dunia bisa melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi,” kata seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya. (siraaj/arrahmah.com)