PARIS (Arrahmah.com) – Empat anak di Prancis “diteror” selama lebih dari 11 jam oleh polisi Prancis atas klaim palsu terorisme, kantor berita Anadolu Agency melaporkan.
Anak-anak, yang semuanya berusia di bawah sepuluh tahun, mengatakan mereka terkejut menemukan polisi bersenjata secara agresif mengetuk pintu mereka pada Kamis pagi (5/11/2020).
“Mereka jelas ingin meneror kami,” kata Servet Yildirim, ayah salah satu anak berkebangsaan Prancis-Turki, seperti dikutip dari Anadolu Agency (7/11).
“Sebelum jam 7 pagi, polisi mengetuk pintu hingga hampir mendobraknya,” kata Yildirim, “Kemudian sepuluh polisi bertopeng membawa senjata besar masuki ke rumah.”
Yildrim menambahkan bahwa polisi anti-teror itu kemudian memotret dekorasi dinding dan menggeledah seisi rumah. Bahkan putrinya yang berusia 10 tahun dibangunkan dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterograsi
Polisi menginterogasi keluarga tersebut tentang identitas agama mereka dan pemikiran mereka tentang meningkatnya ketegangan antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Penggerebekan yang menakutkan itu tampaknya terjadi setelah bocah 10 tahun itu membuat komentar di kelas setelah penerbitan kartun Nabi Muhammad yang ofensif.
Berbicara kepada Anadolu, gadis muda itu menjelaskan apa yang terjadi di sekolah ketika dia ditanya oleh gurunya tentang apa yang dia pikirkan tentang pembunuhan guru yang telah menunjukkan karikatur itu ke kelasnya.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya menyesal dia meninggal tetapi tidak akan terjadi apa-apa jika dia tidak menunjukkan kartun itu,” kata gadis itu.
“Guru saya baru saja menjawab. ‘Oke, saya mengerti’, dan hanya itu,” tambahnya.
Gadis muda itu pun ditanyai kapan ia pergi ke masjid dan seberapa sering dia ke sana.
Pihak berwenang menolak memberikan dokumentasi dan klarifikasi mengapa mereka menginterogasi anak-anak atas insiden tersebut.
Menurut Human Rights Watch, pihak berwenang Prancis telah secara agresif mengejar siapa pun yang tampaknya berbicara positif tentang tindakan atau kelompok teroris bahkan tanpa ancaman atau hasutan. (Hanoum/Arrahmah.com)