MOSKOW (Arrahmah.com) – Pada Ahad (25/3/2018),Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani tiba di Moskow untuk kunjungan kerja. Hari ini (26/3) ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan perang di Suriah dan Yaman dan situasi di Palestina.
Kunjungan kerja itu dilakukan di tengah evakuasi besar-besaran warga sipil dan pejuang dari Ghautah Timur yang berada di dekat ibu kota Damaskus, setelah Rusia bernegosiasi dengan faksi-faksi pejuang Suriah untuk meninggalkan daerah itu menuju provinsi Idlib, lansir Al Jazeera.
Menurut Dmitry Frolovsky, pengamat yang berbasis di Moskow, Putin dan Sheikh Tamim akan membicarakan posisi Rusia terhadap rezim Bashar Asad, dukungan Qatar untuk oposisi, dan kemungkinan partisipasi Qatar dalam rekonstruksi pasca-konflik Suriah.
“Akan ada pembagian Suriah dan tentu saja pihak-pihak yang paling berkuasa di Suriah adalah Rusia dan Amerika Serikat. Qatar karena berbagai alasan akan berusaha mempertahankan kontrak yang stabil dengan kedua pihak,” ujar Frolovsky.
Pada akhir Januari, konferensi perdamaian yang disponsori Rusia di Sochi gagal menyatukan pihak oposisi dan rezim Suriah untuk melakukan pembicaraan. Tak lama setelah itu, pasukan loyalis Asad yang didukung kekuatan udara Rusia meluncurkan operasi besar-besaran terhadap wilayah terkepung yang dikuasai pejuang Suriah, Ghautah Timur. Lebih dari 1.500 warga sipil terbunuh dalam operasi tersebut.
Menurut Frolovsky, setelah rezim mengambil kendali penuh dari wilayah Ghautah Timur, operasi militer lain di provinsi Idlib yang saat ini dikuasai oleh pejuang Suriah, mungkin akan dilakukan.
Perjalanan luar negeri Sheikh Tamim berikutnya diperkirakan akan dilakukan pada April mendatang ke Amerika Serikat di mana ia akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. (haninmazaya/arrahmah.com)