HUWARA (Arrahmah.id) – Sedikitnya enam warga Palestina terluka setelah diserang oleh pemukim ilegal ekstrimis Yahudi di kota Huwara, Palestina, sebelah selatan Nablus, Tepi Barat yang diduduki.
Kota ini merupakan lokasi amukan pemukim bulan lalu yang menewaskan seorang warga Palestina dan melukai ratusan orang lainnya, sebelum Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan agar kota itu “dimusnahkan”.
Serangan Senin malam itu terjadi beberapa jam sebelum seorang pria Palestina meninggal dunia akibat luka tembak yang dideritanya dalam sebuah serangan militer “Israel” berskala besar bulan lalu di Nablus. Sebelas warga Palestina tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam serangan yang digambarkan sebagai “pembantaian”.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, mengidentifikasi pria tersebut sebagai Omayr Lolah dan mengatakan bahwa ia berasal dari desa Zawata dekat Nablus.
Pemakaman diadakan untuknya di Nablus pada Selasa pagi (28/3/2023), tak lama setelah pejabat kesehatan mengumumkan kematiannya.
Di Huwara, salah satu dari enam orang yang terluka dirawat di rumah sakit dengan luka serius di bagian kepala, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Media Palestina mengatakan para pemukim menyerang warga Palestina secara fisik selama serangan tersebut, serta membakar rumah dan kendaraan, menyemprotkan semprotan merica, dan merusak mobil, rumah, dan toko-toko.
Serangan tersebut mulai terjadi saat waktu berbuka puasa, ketika umat Muslim Palestina berbuka puasa.
Sebuah video yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan para pemukim ilegal “Israel” melempari ambulans Palestina yang sedang melaju di jalan utama di Huwara, sementara tentara “Israel” -yang berdiri beberapa meter jauhnya- menyaksikannya.
Dua ambulans Palestina rusak parah, sementara satu truk dibakar.
Selama serangan itu, tentara “Israel” terekam kamera sedang memukuli dan menangkap warga Palestina, menembakkan gas air mata ke arah mereka, dan memaksa mereka untuk menutup toko-toko mereka.
Laporan media “Israel” mengklaim bahwa pasukan “Israel” telah menangkap empat pemukim sehubungan dengan serangan tersebut.
Seorang pejabat keamanan “Israel” mengatakan kepada surat kabar Haaretz bahwa puluhan pemukim melempari mobil-mobil warga Palestina di Huwara dengan batu dan membakar sebuah truk, sebelum menuduh warga Palestina melemparkan batu sebagai balasannya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengutuk penghancuran ambulans dan meningkatnya serangan baru-baru ini terhadap sistem kesehatan, termasuk petugas medis.
“Kegigihan penjajah [tentara] dan pemukim dalam menyerang pusat-pusat perawatan dan petugas kesehatan, serta menghalangi pergerakan ambulans dan paramedis, meningkat secara dramatis dari hari ke hari,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, seraya menambahkan bahwa pihaknya “mengimbau lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi internasional untuk melakukan intervensi.”
Pekan lalu, pasukan “Israel” menembakkan puluhan tabung gas air mata dan granat setrum selama lebih dari dua jam ke rumah sakit umum Ramallah dalam sebuah serangan di kamp pengungsi Qaddoura. Kementerian Kesehatan mengatakan puluhan orang, termasuk anak-anak, menderita akibat menghirup gas air mata. (haninmazaya/arrahmah.id)