TURMUSAYYA (Arrahmah.com) – Ekstrimis Yahudi telah menghancurkan dan menumbagkan lebih dari 5.000 bibit pohon zaitun di sebuah lahan milik warga Palestina di kota Turmusayya, utara Ramallah, ujar kesaksian penduduk setempat pada Kamis
(1/1/2015).
Salah satu pemilik lahan, Awad Abu Samra, mengatakan kepada Ma’an bahwa selama seminggu terakhir, pemukim ilegal ekstrimis Yahudi telah berulangkali menggerebek daerah tersebut untuk menghancurkan bibit zaitun.
Serangan dilakukan untuk memastikan bahwa petani Palestina tidak dapat menanam di daerah tersebut dengan demikian memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah dan membuka jalan bagi penyitaan oleh ekstrimis Yahudi.
Abu Samra memperkirakan bahwa para penyerang telah berhasil mencabut 5.000 bibit zaitun dari total 8.000 yang ditanam oleh petani Palestina sejak pertengahan Desember di daerah yang dikenal sebagai al-Zahrat.
Abu Samra melanjutkan bahwa ekstrimis Yahudi mungkin berasal dari pemukiman ilegal terdekat, Adei Ad.
Ia menambahkan bahwa setiap hari, ekstrimis Yahudi melakukan penyerangan di bawah perlindungan tentara “Israel”, mereka mencabut bibit dan merusak akarnya untuk memastikan bahwa pohon-pohon itu tidak bisa ditanam kembali.
Jamil al-Barghouti, presiden Komite Perlawanan menentang Tembok dan Pemukiman, mengatakan kepada Ma’an bahwa tindakan barbar terjadi di bawah perlindungan tentara “Israel”. Barghouti yang tinggal di daerah itu, mengatakan ia melihat dengan
matanya sendiri saat ekstrimis Yahudi menyerang petani Palestina yang bekerja di lahan milik mereka sendiri.
Dia menekankan bahwa komite akan kembali menanam ribuan pohon zaitun dan memberikan bantuan penuh untuk petani Palesina untuk membantu mereka mengolah lahan mereka kembali.
Sebelumnya, Ziad Abu Ein, yang mengepalai komite perlawanan, dibunuh pada awal Desember saat bekerja mengolah lahan milik petani Palesina dan komite tersebut berjanji akan melanjutkan pekerjaannya.
Serangan terhadap lahan dan pohon-pohon zaitun milik warga Palestina adalah cara utama yang dilakukakn ekstrimis Yahudi untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka sendiri, menyita tanah tersebut untuk dibangun menjadi pemukiman ilegal
Yahudi.
Industri zaitun mendukung mata pencaharian sekitar 80.000 keluarga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. (haninmazaya/arrahmah.com)