YERUSALEM (Arrahmah.id) – Dua ekstremis Yahudi menodai pemakaman Kristen Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari tahun baru (1/1/2023).
Rekaman video menunjukkan dua pemuda, satu dengan jumbai menempel di celananya, menghancurkan makam dan salib di pemakaman Protestan Yerusalem.
“Kami sangat sedih melihat apa yang terjadi selama liburan tahun baru ketika kami menemukan bahwa lebih dari tiga puluh batu nisan dan salib dihancurkan oleh setidaknya dua ekstremis Yahudi,” kata Uskup Husam Naoum dari Gereja Anglikan kepada wartawan di pemakaman di mana aksi vandalisme terjadi.
Para pengacau juga menghancurkan batu nisan Uskup Anglikan Samuel Gobat, yang mendirikan pemakaman itu pada 1848.
Pemakaman, yang terletak tepat di luar tembok Kota Tua, dekat Gerbang Jaffa, berisi kuburan para pendeta, kaum Protestan Palestina, ilmuwan, dan petugas polisi Palestina sejak masa mandat.
“Saya meminta tindakan diambil, para pelaku dibawa ke hukum dan menjadi pelajaran bagi yang lain,” kata Uskup Husam Naoum, seraya menambahkan bahwa tanah Gereja tidak bersengketa dengan para pemukim Yahudi.
Ini adalah vandalisme kedua terhadap Gereja Protestan dalam satu dekade.
Uskup Naoum menyalahkan tindakan tersebut atas munculnya ujaran kebencian di masyarakat “Israel”.
Para pengacau menargetkan banyak salib batu, yang menunjukkan, kata pernyataan Gereja, bahwa “tindakan kriminal ini dimotivasi oleh kefanatikan agama dan kebencian terhadap orang Kristen.”
Dalam pesan Natal mereka, para pemimpin Gereja di Yerusalem menggambarkan “suasana yang mengecilkan hati” yang terjadi di Yerusalem dan Tanah Suci.
Orang-orang Kristen Palestina semakin sering menghadapi “serangan” atas kebebasan mereka menjalankan agama, “serangan” pribadi, pencemaran nama baik gereja dan kuburan.
Tindakan ini, kata para pemimpin Gereja, telah menyebabkan kurangnya harapan, terutama di kalangan pemuda Kristen, yang “merasa tidak diterima di tanah leluhur mereka”.
Para pemimpin gereja juga telah memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Yahudi radikal tetap bertahan dalam memperoleh properti strategis di Christian Quarter di Yerusalem, menggunakan kesepakatan curang dan taktik intimidasi untuk mengusir penduduk dari rumah mereka untuk mengurangi kehadiran orang Kristen.
Polisi “Israel” sedang menyelidiki kejahatan tersebut, kata Uskup Naoum kepada wartawan. (zarahamala/arrahmah.id)