JAKARTA (Arrahmah.com) – Mantan menteri di organisasi Negara Islam Indonesia (NII), Imam Supriyanto, membantah organisasinya dulu sengaja dipelihara oleh intelijen untuk membuat isu tertentu. Sebab, hubungan NII dengan pemerintahan Soeharto saat itu tidak mesra.
“Nggak ada, masa intel dan ABRI melindungi NII,” kata Imam Supriyanto, yang pernah menjabat Menteri Peningkatan Produksi NII dari 1997-2003, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (28/4/2011).
Dia bercerita, saat masa itu yang mejadi Imam Negara adalah Syamsul Alam, orang yang diyakini sama dengan pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang.
Imam mengatakan, hubungan NII memang pernah mesra saat didekati Alie Moertopo, orang dekat Soeharto, pada 1962. “Saat itu NII disuruh untuk menyukseskan Golkar dalam pemilu,” kata Imam.
Namun pada pemilu berikutnya, kata Imam, suara NII lebih condong ke PPP. “Saat itu Ali Moertopo membentuk Komando Jihad untuk membasmi NII,” ujar Imam yang berhenti dari NII sejak 2007 karena nasihat sang ibu ini.
Mengenai NII Komandemen Wilayah (KW) 9, dia bercerita organisasi itulah yang masuki. Menurutnya, setelah NII pimpinan Kartosoewirjo diberangus, KW 9-lah yang bisa bertahan dan dianggap bisa melanjutkan tongkat estafet perjuangan.
“Dari KW 1 sampai KW 8, hanya KW 9 yang bisa berkembang, baik dari jumlah umat dan maupun pendanaan,” kata Imam. (dtk/arrahmah.com)