BAGHDAD (Arrahmah.com) – Washington berencana untuk menjaga beberapa pasukan yang ditarik dari Suriah di pangkalan militer AS di Kirkuk, Irak utara, kutip Yeni Safak pada Senin (7/1/2019).
Berbicara secara eksklusif kepada harian tersebut, mantan kolonel Irak Waadallah Nafi menyatakan pasukan AS yang telah ditarik dari Suriah melalui Irak selama beberapa minggu terakhir dipindahtugaskan ke pangkalan militer Amerika di Kirkuk.
Pasukan yang dimaksud dipindahkan ke pangkalan udara Kiwan di Kirkuk dan pangkalan Ayn al-Assad di Anbar.
Langkah untuk memindahkan pasukan di dekat wilayah Talafar di Irak utara adalah bagian dari taktik Amerika untuk menabur perselisihan internal di negara itu, setelah pasukan Hashd al-Shaabi ditarik dari Tikrit, menurut mantan anggota parlemen Nabil Harboul.
“Sasarannya adalah Baghdad dan Damaskus, untuk menghubungkan aliansi ‘Israel’-UEA-Saudi,” kata Harboul.
“Mereka bekerja pada polarisasi populasi di sepanjang garis Arab-Kurdi, Turkmen-Kurdi, Syiah-Sunni.”
Diwawancarai oleh harian yang sama, pemimpin Front Turkmenistan Irak Ömer Beyoğlu menunjukkan bahwa langkah Washington untuk memindahkan pasukannya ke Kirkuk adalah untuk mengendalikan jaringan pipa kontrol yang memompa 400.000 barel minyak ke Iran, dan merupakan upaya terbaru Washington untuk menyerahkan kendali Mosul dan Talafar ke pasukan Peshmerga.
Beyoğlu memperingatkan ketenangan sebelum badai di wilayah itu, sehubungan dengan apa yang disebutnya rencana Amerika untuk mengepung wilayah Kiwan dan al-Bagara dari utara dan selatan.
Bulan lalu Trump membuat keputusan tak terduga untuk menarik 2.000 tentara AS dari Suriah, memicu kecaman dari banyak sekutu dan pembantu keamanan, termasuk kabinetnya sendiri.
Setelah pengumuman itu, Menteri Pertahanan James Mattis menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Presiden kemudian membantah laporan bahwa dia telah memberikan jadwal empat bulan untuk penarikan, dengan mengatakan bahwa itu akan terjadi selama periode waktu tertentu. Namun, dia tidak menawarkan kerangka waktu yang jelas kapan semua pasukan AS akan keluar dari daerah itu.
Pekan lalu, Trump tampaknya tidak menyukai komentar aslinya yang menyerukan penarikan cepat dan buru-buru dari Suriah.
If anybody but Donald Trump did what I did in Syria, which was an ISIS loaded mess when I became President, they would be a national hero. ISIS is mostly gone, we’re slowly sending our troops back home to be with their families, while at the same time fighting ISIS remnants……
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 31, 2018
(Althaf/arrahmah.com)