TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perekonomian “Israel” menyusut hampir 20% pada kuartal terakhir tahun 2023, di tengah serangan dan pengeboman yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Menurut Biro Pusat Statistik “Israel”, angka-angka awal menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara itu mengalami kontraksi 19,4 persen secara tahunan dalam tiga bulan terakhir tahun lalu, yang hampir dua kali lipat dari ekspektasi pasar terhadap penurunan tersebut.
Pada kuartal pertama 2023, tingkat pertumbuhan PDB adalah 3,1 persen, yang turun menjadi 2,8 persen pada kuartal kedua, diikuti oleh 2,7 persen pada kuartal ketiga. Untuk keseluruhan tahun 2023, ekonomi “Israel” tumbuh total hanya 2 persen, yang merupakan penurunan signifikan dari 6,5 persen pada tahun 2022, lansir MEMO (20/2/2024).
“Kontraksi ekonomi pada kuartal keempat 2023 secara langsung dipengaruhi oleh pecahnya Perang Pedang Besi pada 7 Oktober, kata Biro Statistik, mengacu pada peluncuran pemboman dan invasi Tel Aviv ke Gaza setelah operasi ke wilayah yang dikuasai “Israel” oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.
Alasan-alasan untuk menyusutnya ekonomi “Israel” kemungkinan besar bervariasi, mulai dari pemboikotan produk-produk “Israel” di seluruh dunia, perlambatan investasi internasional ke dalam negeri, hingga penurunan impor dan ekspor dari Negara Pendudukan karena terganggunya jalur pelayaran.
Semua alasan tersebut dilaporkan telah menyebabkan turunnya permintaan, kenaikan biaya, dan kekurangan tenaga kerja di dalam negeri, dengan perang “Israel” di Gaza yang juga diperkirakan akan merugikan negara pendudukan sebesar $48 miliar. (haninmazaya/arrahmah.id)