TEL AVIV (Arrahmah.com) – Hampir 30 persen pekerja di “Israel” kembali bekerja di pabrik-pabrik di tempat penampungan yang telah dibuat khusus untuk masa perang, surat kabar “Israel” Haaretz melaporkan, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Kamis (31/7/0241).
Menurut surat kabar tersebut, lingkungan kerja yang kurang sesuai di penampungan telah mengurangi kapasitas produksi “Israel” sebanyak 40 persen.
Surat Kabar dan radio “Israel” menjelaskan bahwa 70 persen dari instansi, pabrik-pabrik dan peternakan tidak bisa melanjutkan pekerjaan sejak perang di Gaza yang dimulai pada tanggal 7 Juli.
Surat kabar itu memperkirakan bahwa “Israel” telah mengalami kerugian hampir $ 950 miliar dalam tiga minggu pertama agresi “Israel” terhadap Gaza.
Beberapa pemilik pabrik dan peternakan menuntut Departemen Keuangan “Israel” untuk memberikan kompensasi kepada mereka atas kerugian yang mereka alami.
Wartawan Antoine Shalhat mengatakan bahwa roket dari kelompok perlawanan Palestina telah menimbulkan kerugian besar terhadap perekonomian “Israel” sehingga memaksa para pengusaha untuk memindahkan bisnis dan proyek-proyek mereka ke daerah-daerah utara yang diyakini lebih aman. Shalhat menekankan bahwa langkah ini akan mengakibatkan masyarakat selatan tanpa kehidupan dan memaksa penghuninya untuk berimigrasi ke utara.
Saat berkunjung ke wilayah selatan pekan lalu, Menteri Keuangan “Israel” Yair Lapid mengatakan bahwa pihak kementerian akan memberikan kompensasi kepada semua yang terkena dampak perang di Gaza dan menekankan bahwa pemerintah “Israel” akan membentuk sistem pertahanan Iron Dome anti–rudal yang baru di daerah daerah untuk menghalau roket dari kelompok perlawanan.
Menurut laporan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik “Israel” pada akhir bulan Maret, wilayah selatan memberi kekuatan ekonomi yang diperkirakan sebesar 10 persen dan berkontribusi hingga 8 persen dari total eksport luar negeri “Israel”.
(ameera/arrahmah.com)