RIYADH (Arrahmah.com) –– Ekonomi Arab Saudi tumbuh 6,8% pada kuartal ketiga (Q3) 2021. Ini menjadi ekspansi tercepat negeri itu sejak 2012.
Menurut data resmi, Selasa (9/11/2021), kenaikan ini berkat rebound permintaan energi global. Arab Saudi adalah eksportir minyak utama dunia yang diuntungkan karena kenaikan harga.
“Pertumbuhan positif ini disebabkan oleh tingginya peningkatan aktivitas minyak sebesar 9,0% sebagai akibat dari meningkatnya permintaan minyak mentah dunia dan peningkatan produksi Saudi pada tahun 2021,” kata Badan Statistik, dikutip dari Reuters (9/11/2021)
Produk domestik bruto (PDB) riil secara kuartala (qtq) tumbuh 5,8%. Ini didukung oleh pertumbuhan kegiatan terkiat minyak 12,9%. Sementara kegiatan non-minyak mencatat pertumbuhan tahunan 6,2%.
Ekonomi Arab sebelumnya terpukul keras pada 2020 akibat guncangan ganda dari pandemi Covid-19 dan rekor harga minyak yang rendah. Namun di 2021, ekonomi pulih berkat pelonggaran pembatasan terkait virus Covid-19, peluncuran vaksin, dan harga minyak mentah kembali naik.
“Pemulihan ekonomi Arab Saudi tampaknya telah mengambil kecepatan di Q3 dan akan tetap kuat selama sisa tahun ini dan 2022, didukung oleh peningkatan produksi minyak,” kata Capital Economics yang berbasis di London dalam sebuah laporan pekan lalu.
“Ke depan, ketika produksi minyak meningkat, pembatasan virus semakin dilonggarkan, dan pemerintah condong ke arah pelonggaran kebijakan fiskal, pemulihan kemungkinan akan mengumpulkan momentum.”
Pemerintah Arab Saudi memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6% tahun ini dan 7,5% pada tahun 2022, September lalu. Mereka mengatakan proyeksi untuk tahun 2022 didasarkan pada ekspektasi peningkatan produksi minyak mulai Mei 2022 sebagai bagian dari perjanjian OPEC+, pemulihan permintaan global dan perbaikan di pasar rantai pasokan global. (hanoum/arrahmah.com)