JAKARTA (Arrahmah.com) – Angga Dwimas Sasongko angkat bicara setelah film Nussa yang diproduseri olehnya dituding mempromosikan Taliban.
Dia mengaku tak ingin ambil pusing terkait tudingan yang dilayangkan pegiat media sosial Eko Kuntadhi tersebut.
Dia justru menyindir Eko terkait cuitannya yang belakangan ramai itu.
“Saya sabar kok, enggak overestimate orang macam Eko. Lah wong film terakhir saya yang nonton di bioskop 2,3 juta orang,” tulis Angga, Senin (21/6/2021), lansir Suara.com.
“Bayar lho, yang ngeretweet cuitan @eko_kuntadhi paling mentok ribuan, setengahnya bot,” lanjutnya.
Tak hanya sampai disitu, animator film Nussa, Ryan Adriandhy Halim juga mengaku sempat mengundang Eko untuk menonton film tersebut.
Bahkan Ryan mengaku menyiapkan studio premiere di kawasan Jakarta Selatan.
“Gratis, kursi enak, supaya melihat produk dulu sebelum menuduh, lihat ceritanya, kualitas animasinya. Mau diajak diskusi santai sama kreator, enggak mau, maunya lanjut ngebacot,” ujar Ryan.
Dia juga kemudian mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dan membaca sinopsis film tersebut.
Diketahui, film Nussa terpilih untuk ditayangkan dalam Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN)di Korea Selatan.
Acara tersebut dilaksanakan mulai 8 hingga 18 Juli 2021.
Dilaksanakan secara hybrid, pada pelaksanaannya yang ke-25 ini BIFAN melakukan pemutaran program festival mereka secara online dan offline.
Sebagai perwakilan Indonesia, film Nussa masuk pada kategori film keluarga.
Film Nussa merupakan animasi panjang pertama Visinema dan The Little Giantz, studio animasi asal Jakarta. Film ini bercerita tentang seorang anak bernama Nussa yang ingin memenangkan kembali lomba sains dan merayakan kemenangan tersebut bersama Ayahnya.
Sebelumnya, film Nussa sempat heboh lantaran film tersebut dianggap memperlihatkan pakai khas Taliban.
Komentar itu diunggah oleh akun Eko Kuntadhi.
“Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yg merusak!” tulis Eko.
Gara-gara kicauannya itu, Eko Kunthadi pun menuai kritikan di Twitter.
“Saya coba nonton isinya pesan-pesan kebaikan, bagus2-bagus, lebih banyak pesan moral dibandingkan twit anda menurut saya,” tulis netizen.
(ameera/arrahmah.com)