TEL AVIV (Arrahmah.id) – Militer “Israel” hanya punya waktu beberapa pekan untuk menghancurkan Hamas sebelum pemerintah Barat menarik dukungan mereka terhadap operasi di Gaza, kata mantan Perdana Menteri “Israel” Ehud Barak yang dilansir oleh Politico.
Militer “Israel” hanya punya waktu beberapa pekan untuk menimbulkan kerusakan pada Hamas, sebelum pemerintah Barat mengurangi dukungan untuk operasi di Gaza, kata Barak, yang juga pernah menjabat sebagai menteri pertahanan “Israel”.
“Kami kehilangan opini publik di Eropa dan dalam satu atau dua pekan kami akan mulai kehilangan dukungan pemerintahan di Eropa,” kata Barak kepada Politico, seperti dilansir Selasa (7/11/2023). “Dan setelah sepekan berikutnya, perselisihan dengan Amerika akan muncul ke permukaan.”
Para pejabat AS telah menganjurkan “jeda kemanusiaan” di Gaza, namun belum secara terbuka mengancam akan menarik dukungan Washington.
Pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak menghentikan perang di Gaza, namun Barak yakin “Israel” harus “menyetujui tuntutan Amerika dalam dua atau tiga pekan ke depan, mungkin kurang dari itu.”
“Anda dapat melihat jendelanya ditutup. Jelas bahwa kita sedang menuju perselisihan dengan Amerika mengenai serangan tersebut. Amerika tidak bisa mendikte “Israel” tentang apa yang harus dilakukan. Tapi kita tidak bisa mengabaikannya,” ujarnya.
Namun, mantan jenderal tersebut percaya bahwa tentara “Israel” membutuhkan waktu berbulan-bulan, atau bahkan satu tahun, untuk mengusir Hamas dari Gaza. “Israel” menjadikan pemusnahan kelompok perlawanan Palestina sebagai tujuan utamanya setelah serangan pejuang Palestina di “Israel” selatan pada 7 Oktober.
Bukti baru mengenai perubahan sikap di Eropa muncul pada Senin (7/11), ketika Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengecam taktik militer “Israel”.
“Mengebom seluruh kamp pengungsi dengan tujuan membasmi satu teroris, saya rasa Anda tidak bisa mengatakan itu proporsional,” kata De Croo. “Itu adalah jembatan yang terlalu jauh.”
Barak menjabat sebagai perdana menteri “Israel” dari 1999 hingga 2001 dan mewakili Tel Aviv selama KTT Camp David 2000 yang dimediasi AS bersama Yasser Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). (zarahamala/arrahmah.id)