JAKARTA (Arrahmah.com) – Eggi Sudjana menolak menandatangani surat penahanan meski polisi resmi menahannya setelah selesai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (14/5/2019) malam.
“Pihak kepolisian telah menetapkan saya sebagai tahanan untuk 20 hari ke depan, tapi saya tidak menandatangani atau saya menolak sebagai ditahan begitu,” ujar Eggi setelah diperiksa di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019), lansir Detik.com.
Alasan penolakan Eggi antara lain dirinya seorang advokat. Kata Eggi, sebagai advokat, dirinya tak bisa dijerat pidana, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
“Saya sebagai advokat, menurut UU Nomor 18 Tahun 2003 Pasal 16, advokat tidak dapat dipidana atau digugat, baik di dalam maupun di luar sidang. Itu keputusan juga dari Mahkamah Konstitusi Nomor 26 Tahun 2014,” katanya.
Meski menolak menandatangani surat penahanan, Eggi langsung dibawa ke rutan Polda Metro Jaya setelah polisi menetapkan untuk menahannya.
Eggi sebelumnya telah menerima surat penangkapan pada Selasa pagi usai pemeriksaan yang dilakukan sejak Senin (15/5) sore.
Dia tidak diperbolehkan meninggalkan Polda Metro Jaya selama pemeriksaan hingga akhirnya penyidik memutuskan untuk menahannya.
“Saya, Insya Allah warga negara yang taat hukum, dalam proses ini kerja sama dengan pihak kepolisian yang sekarang sudah menetapkan saya sebagai tahanan untuk 20 hari ke depan,” ujar Eggi.
Eggi Sudjana ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan melakukan makar setelah melontarkan pernyataan tentang people power.
Penetapan itu berdasarkan laporan Suriyanto, seorang pendukung calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
(ameera/arrahmah.com)