PURWOKERTO (Arrahmah.com) – Hujan abu tipis yang diperkirakan berasal dari Gunung Slamet mengguyur kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Salah seorang warga Purwokerto, Zakaria mengatakan hujan abu tipis itu terjadi pada Sabtu siang.
“Guyuran abunya memang tidak terlalu kelihatan, tapi di mata terasa pedih,” katanya.
Hujan abu itu mengotori mobil-mobil yang seharian parkir di luar meskipun tidak setebal saat Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu.
Saat dihubungi dari Purwokerto, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Sudrajat mengaku belum menerima laporan mengenai terjadinya hujan abu di Purwokerto.
“Beberapa hari sebelumnya memang ada laporan hujan abu tipis. Tapi kalau hari ini, saya tidak mendapat informasi,” katanya, dikutip dari Antara.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa hujan abu tidak menutup kemungkinan kembali terjadi di Purwokerto karena status Siaga Gunung Slamet masih tinggi.
Mengenai lontaran lava pijar, dia mengatakan aktivitas tersebut hingga sekarang masih tergolong tinggi.
“Seperti tadi malam beberapa kali ada sinar api disertai lontaran lava pijar, tetapi tidak ada luncuran. Kondisi tersebut menunjukkan kalau aktivitas magma masih tinggi sudah terlihat sekali di permukaan, tetapi tidak terjadi luncuran seperti minggu kemarin,” katanya.
Menurut dia, aktivitas Gunung Slamet cenderung menurun tetapi pihaknya tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Besok seperti apa, ya kita ikuti saja dulu,” katanya.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Sabtu (23/8), pukul 06.00-12.00 WIB, saat terang teramati embusan asap putih sedang dengan ketinggian sekitar 150-200 meter, sedangkan kegempaan tercatat 90 kali gempa embusan dan gempa tremor embusan dengan amplitudo 20-40 milimeter pada pukul 10.37-12.00 WIB.
Sebagai informasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 22.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari “Aktif Normal” (level I) menjadi “Waspada (level II).
Peningkatan status tersebut dilakukan karena aktivitas meningkat di Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal.
Oleh karena intensitas gempa atau letusannya semakin bertambah serta abunya semakin tinggi, PVMBG pada tanggal 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari “Waspada” (level II) menjadi “Siaga” (level III).
Selanjutnya, PVMBG menurunkan status Gunung Slamet, dari “Siaga” menjadi “Waspada” pada hari Senin, pukul 16.00 WIB, karena aktivitasnya cenderung menurun.
Akan tetapi sejak pertengahan bulan Juli 2014, Gunung Slamet kembali menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM kembali meningkatkan status gunung tertinggi di Jateng itu menjadi “Siaga” pada hari Selasa (12/8), pukul 10.00 WIB. (azm/arrahmah.com)