DAGESTAN (Arrahmah.com) – Media Barat melaporkan bahwa dalam konferensi pers di Makhachkala pada Kamis (25/4/2013), orang tua dari Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, dua pemuda Muslim yang dituduh AS sebagai pelaku Bom Boston, mengatakan bahwa anak-anak mereka tidak bersalah dan tidak terhubung dengan Islam “radikal”, lansir KC.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka yakin putra sulung mereka, Tamerlan Tsarnaev, dibunuh oleh pihak berwenang setelah ditangkap hidup-hidup.
Mereka membantah pernyataan palsu dari para pejabat AS yang menyatakan bahwa anak bungsu mereka, Dzhokhar, telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pihak berwenang Amerika dengan cara menuliskannya. Mereka mengatakan ia masih terlalu lemah untuk bisa berbicara atau menulis dan belum pernah diinterogasi. Dengan kata lain, segala pemberitaan mengenai pernyataan Dzhokhar, setelah ia sadarkan diri, tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Kedua orang tua Tsarnaev bersaudara, Anzor Tsarnaev dan Zubeidat Tsarnaeva, pernah tinggal di Amerika Serikat dan sekarang mereka tinggal di Makhachkala, ibukota Dagestan, yang diduduki Rusia dengan mayoritas penduduknya yang Muslim dan dengan sejarah jihadnya melawan penjajah Rusia. Mereka mengatakan bahwa para investigator Amerika yang mewawancarai mereka selama dua hari terakhir memfokuskan seputar kunjungan Tamerlan selama enam bulan ke Dagestan tahun lalu.
Anzor mengatakan dia berharap untuk bisa melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk segera memakamkan putra sulungnya, Tamerlan, dan mengunjungi adik Tamerlan, Dzhokhar, di dalam penjara.
Anzor dan Zubeidat terus memperjuangkan keadilan bagi kedua putra mereka. Mereka mengadakan konferensi pers dalam bahasa Inggris dan Rusia. Pada Jumat (26/4), KC melansir konferensi pers mereka:
T: Apakah Anda berharap untuk kembali ke Amerika Serikat?
Zubeidat: Mereka sudah memberitahu kami bahwa mereka tidak akan pernah mempertemukan kami dengan Dzhokhar, Kalian tahu, bahkan jika kami datang ke sana, ia akan dimasukkan ke dalam penjara mereka, kami tidak akan bisa melihatnya.
T: Siapa yang mengatakan demikian?
Zubeidat: Pengacaranya yang mengatakan kepada kami. Dan mereka sudah mengklaim bahwa kami adalah teroris. Saya meneror – mereka mengatakan bahwa saya melakukan beberapa tindakan teroris, Kalian tahu, apa yang mereka katakan? Seperti beberapa jenis operasi yang saya persiapkan di sini atau seakan saya sudah melakukan sesuatu. Saya tidak mengerti. Orang-orang menyampaikan informasi yang berbeda kepada saya. Mereka ingin saya, dia dan kami semua dianggap sebagai teroris.
T: Apakah Anda melihat cctv dari acara maraton Boston, di mana sebagian tuduhan terhadap Dzhokhar didasarkan dengan mengidentifikasi bahwa ia meninggalkan ransel. Dan kemudian ketika ledakan pertama terjadi ia adalah satu-satunya orang dalam rekaman cctv yang tidak bereaksi terhadap ledakan, dan ia meninggalkan ransel besar di tempat di mana ledakan kedua terjadi dan berjalan pergi. Tak lama setelah ledakan kedua terjadi.
Zubeidat: Itu bisa dilakukan dengan mudah juga. Ada beberapa pakar yang mengatakan, di komputer kami mendapati bahwa ransel di punggung Dzhokhar berbeda dengan ransel orang satunya lagi yang mereka sebut sebagai Dzhokhar. Pada awalnya mereka menunjukkan Dzhokhar dengan sebuah ransel, kemudian ada satu orang lain lagi. Semuanya ada di dalam komputer.
T: Apakah Anda percaya bukti tersebut?
Zubeidat: Tidak
T: Bahkan bukti video?
Zubeidat: Tidak. Karena semua itu bisa diatur. Dan kemudian saya berpikir bahwa semua itu bisa mereka lakukan dengan mudah. (banan/arrahmah.com)