MANILA (Arrahmah.com) – Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Jumat (26/6/2020) meminta ASEAN mencari cara inovatif untuk menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan.
Duterte, dalam pidatonya pada KTT ASEAN ke-36, menyatakan ketegangan di antara negara yang bersengketa di Laut Cina Selatan harus dikurangi.
Dia mengatakan tindakan provokatif hanya bisa memicu permusuhan di wilayah tersebut.
“Kita juga tidak boleh mengabaikan kepentingan strategis di Laut China (Selatan). Kita harus menemukan cara-cara inovatif dan fleksibel untuk mencapai tujuan bersama,” kata dia di Manila.
Dia mendesak para pemimpin ASEAN untuk mengakui bahwa masih ada “insiden yang mengkhawatirkan” di Laut Cina Selatan.
“Kami menyerukan kepada para pihak-pihak terkait untuk menahan diri dari upaya meningkatkan ketegangan dan mematuhi aturan di bawah hukum internasional, terutama UNCLOS 1982,” ucap dia sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam merupakan negara yang mengklaim sebagian Laut Cina Selatan.
Sementara Cina mengklaim sebagian besar wilayah laut itu masuk sebagai teritori negaranya.
Negosiasi antara ASEAN dan Cina masih berlangsung untuk menyusun finalisasi Code of Conduct untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di perairan bersengketa itu.
(fath/arrahmah.com)