TEL AVIV (Arrahmah.com) – Untuk pertama kali, Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) tiba di “Israel” pada awal pekan ini, dengan tekad membangun hubungan bilateral baru antara kedua negara. Duta Besar juga menyatakan akan mencari lokasi kantor kedutaan di area Tel Aviv.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/3/2021), Mohamed Al Khaja, yang merupakan mantan kepala staf untuk Menteri Luar Negeri UEA, tiba di “Israel” untuk menyerahkan surat kepercayaan pada Presiden Reuven Rivlin. Al Khaja akan berada di “Israel” selama tiga hari ke depan.
Saat bertemu Menteri Luar Negeri “Israel”, Gabi Ashkenazi, di Yerusalem, Al Khaja menyatakan dirinya sangat bangga dan merasa terhormat menjadi Duta Besar Emirat pertama untuk “Israel”. Dalam pertemuan itu, Al Khaja dan Ashkenazi membahas soal model bagaimana UEA beroperasi.
“Misi saya di sini untuk membina dan mengembangkan hubungan ini…dan kami berharap ini akan membawa perdamaian dan kemakmuran bagi warga di Timur Tengah,” cetus Al Khaja.
Kesepakatan damai antara UEA dan “Israel”, atau yang disebut ‘Abraham Accords’, dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump. Sama seperti UEA, Bahrain juga bergabung dengan kesepakatan yang membuka sektor pariwisata dan perdagangan antara Israel dan negara-negara Teluk Arab.
Palestina mengkritik kesepakatan damai itu, karena khawatir tujuan mereka untuk membangun negara sendiri akan dikesampingkan.
Pada Januari lalu, “Israel” telah membuka kedutaannya di Abu Dhabi.
“Israel” menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya, namun itu tidak diakui secara internasional. UEA akan mengikuti Yordania dan Mesir dalam mendirikan kedutaan di atau dekat kota metropolis Tel Aviv. (Hanoum/Arrahmah.com)