ANKARA (Arrahmah.com) – Duta Besar Rusia untuk Ankara telah tewas dalam serangan senjata di ibukota Turki, Ankara, ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.
Polisi kemudian membunuh penyerang, menurut laporan stasiun televisi Turki NTV.
Andrey Karlov (62) tengah menyampaikan pidato di sebuah pameran foto yang disponsori oleh kedutaan ketika seorang laki-laki dalam setelan jas menembaknya dari jarak yang cukup dekat selama beberapa kali pada Senin (19/12/2016) malam, lansir Al Jazeera.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova membuat pengumuman kematian Karlov dalam sebuah pernyataan yang disiarkan langsung.
Penyerang adalah seorang polisi yang mengambil cuti bertugas, ia berusia 22 tahun dan bekerja di ibukota Turki, ujar Walikota Turki, Melih Gokcek.
Setelah tembakan awal, penyerang mendekati Karlov saat ia terbaring di tanah dan menembaknya setidaknya satu kali lagi dari jarak dekat, menurut seorang fotografer AP yang berada di lokasi kejadian.
Ia juga menghancurkan beberapa foto berbingkai yang tergantung untuk pameran tetapi kemudian membiarkan para tamu yang tertegun untuk keluar dari tempat tersebut, menurut media lokal.
Beberapa media melaporkan bahwa baku tembak terjadi setelah Karlov ditembak. Penyiar televisi lokal NTV mengatakan sedikitnya tiga orang terluka dan dibawa ke rumah sakit.
Walikota Gokcek mengatakan kepada wartawan di luar pusat pameran bahwa serangan itu ditujukan untuk mengganggu hubungan yang baru didirikan kembali antara Turki dan Rusia.
Hubungan antara Rusia dan Turki sempat tegang saat sebuah jet tempur Rusia ditembak jatuh oleh tentara Turki di perbatasan Suriah-Turki pada November 2015, namun permintaan aaf Turki awal tahun ini membantu mengatasi keretakan.
Para pemimpin kedua negara, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan beberapa pertemuan dalam beberapa bulan terakhir dan sering melakukan pembicaraan melalui telepon.
Kedua negara juga melakukan pembicaraan untuk mengevakuasi warga sipil dari Aleppo timur dan membahas kemungkinan mengorganisir putaran baru pembicaraan damai terkait perang Suriah di ibukota Kazakhstan, Astana.
“Jangan lupakan Aleppo”
Peyerang menyebut kota Aleppo setelah ia melepaskan tembakan ke arah Duta Besar Rusia.
“Jangan lupakan Aleppo, jangan lupakan Suriah,” ujar penyerang dalam bahasa Turki setelah menembak mati duta besar, seperti yang terlihat dalam video yang dipublikasikan oleh media Turki dari lokasi kejadian.
“Siapa pun yang mengambil bagian dalam kekejaman ini akan membayar harga, satu persatu. Hanya kematian yang akan membawa saya dari sini,” ujar pria itu sambil membawa pistol.
Ia kemudian melanjutkan dalam bahasa Arab, mengatakan : “Kamilah yang telah membai’at Nabi Muhammad, sehingga Jihad menjadi kehormatan kami selamanya”.
Diego Cupolo, jurnalis foto di Ankara mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sekitar 100 tentara bersenjata dalam seragam kamuflase dan petugas polisi telah berada di lokasi kejadian bersama dengan kendaraan tempur lapis baja. (haninmazaya/arrahmah.com)