PRAHA (Arrahmah.com) – Duta Besar Palestina untuk Praha yang tewas dalam ledakan pada bulan Januari kemungkinan besar tewas akibat ledakan bahan peledak plastik Semtex yang telah berusia puluhan tahun yang tersembunyi dalam sebuah buku, sebagaimana dilansir oleh Al-Ray-Palestinian Media Agency, Selasa (8/4/2014).
Polisi telah memutuskan bahwa Jamal al-Jamal tidak dibunuh, tapi dia meninggal setelah tanpa sengaja membuka sebuah buku yang dipasangi bom beberapa tahun sebelumnya, sumber keamanan mengatakan kepada surat kabar harian Mlada Fronta Dnes, sebagaimana dilansir oleh Al-Ray.
“Itu sebuah kejadian yang tak terduga. Duta besar adalah seorang pria yang teliti yang ingin meletakkan beberapa barang lama secara teratur, dan di antara mereka ada dua buku yang berisi bahan peledak,” surat kabar itu mengutip perkataan sumber tersebut.
Sumber itu tidak menjelaskan mengapa buku semacam itu berada di Kedutaan di Praha.
Tapi pernyataan polisi menyebutkan bahwa al-Jamal mungkin telah tewas akibat sebuah perangkat yang digunakan untuk mengamankan benda-benda tua.
Petugas polisi yang menyelidiki ledakan tersebut menemukan bahan peledak lainnya dan senjata api seperti yang digunakan pada misi Perang Dingin.
Juru bicara kepolisian mengatakan pada Selasa (8/4) bahwa dia belum bisa mengomentari penyelidikan tersebut. Juru bicara kedutaan juga belum bersedia untuk memberikan komentar.
Ledakan itu terjadi saat duta besar Palestina memindahkan kedutaannya dan tinggal di ibukota. Al-Jamal meninggal di rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya.
“Kami sedang menunggu pendapat ahli yang lain, tapi bahan peledak Semtex [yang tersimpan dalam buku tersebut] memiliki kemungkinan 99,9 persen. Peledak itu kira-kira berasal dari tahun 1970-an. Setidaknya sudah berusia 30 tahun,” kata sumber polisi kepada surat kabar Mlada Fronta Dnes, sebagaimana dilansir oleh Al-Ray–Palestinian Media Agency.
Semtex, yang digunakan untuk meledakkan pesawat Pan Am 103 di atas kota Lockerbie, Skotlandia pada tahun 1988, telah diproduksi oleh perusahaan Ceko Explosia sejak 1960-an. Sejumlah besar bahan peledak itu dikirim ke luar negeri selama Perang Dingin.
(ameera/arrahmah.com)