ADDIS ABABA (Arrahmah.id) – Duta Besar “Israel” untuk Ethiopia, Abraham Neguise, diusir dari Aula Mandela di markas Uni Afrika pada hari Senin (7/4), setelah sejumlah negara Afrika menolak kehadirannya dalam pertemuan tahunan yang membahas tragedi genosida Rwanda.
Menurut laporan Al Jazeera, kehadiran Neguise tidak diumumkan sebelumnya dan memicu keberatan langsung dari berbagai delegasi Afrika. Pertemuan sempat dihentikan sementara hingga duta besar tersebut meninggalkan ruangan. Uni Afrika dilaporkan sedang menyelidiki siapa yang berada di balik undangan kepada perwakilan “Israel”.
Kehadiran perwakilan “Israel” di Uni Afrika selama ini menuai kontroversi. Meskipun negara-negara non-Afrika dapat diberikan status pengamat, langkah itu memerlukan kesepakatan dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip Piagam Uni Afrika.
Sejak berdiri pada 2002, Uni Afrika telah memberikan status pengamat kepada 87 negara luar. Status tersebut memungkinkan keikutsertaan dalam pertemuan dan diskusi tertentu tanpa hak suara. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) merupakan entitas pertama yang menerima status ini pada 1973 dan terus mendapatkan dukungan luas dari negara-negara Afrika.
“Israel” sendiri baru memperoleh status pengamat pada 2021, tetapi keanggotaan itu ditangguhkan tak lama kemudian setelah sejumlah negara memprotes, menyebut langkah tersebut melanggar prinsip Uni Afrika karena pendudukan “Israel” atas wilayah Palestina yang masih berlangsung.
Insiden pengusiran terbaru ini kembali menunjukkan adanya penolakan kuat dari banyak negara Afrika terhadap kehadiran “Israel” dalam forum-forum kontinental.
(Samirmusa/arrahmah.id)