BEIJING (Arrahmah.id) — Pemerintah Taliban atau Imarah Islam Afghanistan mengumumkan pada Jumat (8/12/2023) bahwa Cina telah resmi menerima Duta Besar IIA untuk Cina dan memuji langkah itu sebagai “babak penting” dalam mempererat ikatan antara dua negara yang bertetangga itu.
Pengumuman Pemerintah IIA itu, seperti dilansir VOA (9/12), yang belum dikonfirmasi oleh Cina, akan menjadikan Cina sebagai negara pertama yang menerima Dubes IIA sejak Taliban itu merebut kekuasaan dari pemerintah yang didukung Amerika Serikat di Kabul, dua tahun lalu.
Baik Cina maupun negara lainnya belum memberi pengakuan resmi terhadap pemerintahan de facto Afghanistan.
Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri IIA mengatakan, Direktur Jenderal Departemen Protokol Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei menerima salinan surat kepercayaan dari duta besar yang baru ditunjuk, Asadullah Bilal Karimi.
Hong menyebut kedatangan Karimi sebagai “langkah penting untuk memperkuat dan memperluas hubungan yang positif” antara Beijing dan Kabul.
“Cina menghormati kedaulatan nasional dan keputusan rakyat Afghanistan. Cina tidak turut campur dalam urusan dalam negeri Afghan atau pernah melakukannya di masa lalu,” kata Hong dalam pertemuan pada Jumat, menurut IIA.
Karimi meyakinkan pihak Cina bahwa “tidak ada ancaman bagi siapa pun dari wilayah Afghanistan, dan stabilitas serta keamanan regional adalah kepentingan semua orang.”
Dubes baru yang berusia sekitar 30-an itu akan bertugas sebagai wakil juru bicara di Kementerian Informasi IIA hingga saat ini.
Beijing berupaya mempertahankan hubungan dekat dengan IIA untuk mencegah agar negara Asia Selatan yang dikoyak konflik itu tidak jatuh dalam kekacauan lagi. Hal itu akan mendorong militan anti-Cina untuk menggunakan wilayah Afghanistan untuk mengancam keamanan Cina.
Pemerintah Cina mengundang delegasi IIA untuk menghadiri Forum Sabuk dan Jalan (Belt and Road Forum) global pada Oktober tahun ini. Partisipasi IIA menandai gelaran multilateral tingkat tinggi pertama yang dihadiri Taliban sejak berkuasa kembali.
September lalu, Cina menjadi negara pertama yang menunjuk seorang duta besar untuk Kabul di bawah pemerintahan IIA. Negara-negara lain memilih mempertahankan duta besarnya atau menunjuk kepala kedutaan besar dalam kapasitas sebagai konsular, yang tidak diwajibkan untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada pemerintah tuan rumah.
Washington dan negara-negara barat lainnya telah memindahkan misi diplomatik di Afghanistan ke Qatar untuk memastikan mereka bisa mempertahankan bantuan kemanusiaan untuk jutaan orang. (hanoum/arrahmah.id)